Cara Trading Supply dan Demand untuk Trader Forex Pemula

Cara Trading Supply dan Demand untuk Trader Forex Pemula – Dalam forex tentu kita pernah mendengar istilah supply dan demand. Supply yang berarti penawaran dan demand yang merupakan permintaan akan terjadi ketika ada barang yang dijual maupun barang yang dibeli. Hal ini juga berlaku dalam pasar forex yang menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli valas. Supply dan demand mungkin bukan hal yang besar ketika berbicara dalam lingkup trader profesional, namun bagaimana supply dan demand dalam lingkup trader pemula yang notabene baru dalam dunia trading?

Konsep Dasar Trading Supply dan Demand untuk Pemula

Sebelum masuk dalam hubungan supply dan demand dalam trader pemula, kita harus mengetahui konsep dasarnya terlebih dahulu. Supply adalah jumlah barang yang tersedia pada satu waktu di pasar, sedangkan demand adalah jumlah barang yang diinginkan pada satu waktu. Agar lebih paham, mari kita menelaah contoh kasus berikut ini.

Suatu barang mengalami peningkatan pada supply-nya, sedangkan jumlah permintaannya tetap stabil. Maka yang terjadi dari sisi pedagang adalah terjadi siklus pertukaran uang dan pembaharuan barang yang dapat diindikasikan bahwa pedagang telah mengalami kerugian karena barang tidak laku. Agar tidak mengalami kerugian yang semakin membesar, pedagang akan menurunkan harga agar minat pembeli dapat kembali naik. Sebaliknya kurangnya ketersediaan barang dan tingginya permintaan akan menaikkan nilai barang tersebut.

Singkatnya, konsep yang dapat disimpulkan dari keterkaitan diatas adalah:

Jika demand naik dan supply tidak berubah maka kelangkaan barang akan terjadi sehingga harga barang akan naik.

Saat demand menurun dan supply tidak berubah maka penumpukan barang akan terjadi dan harga akan turun.

Jika demand tetap dan supply meningkat maka penumpukan barang akan terjadi dan harga akan turun.

Saat demand tetap dan supply turun maka kelangkaan barang akan terjadi dan harga akan naik.

Konsep dasar supply dan demand sangat penting dipahami oleh para pemula. Ketika trader pemula dapat memahami konsep dasar ini dan konsep dasar lainnya, tidak menutup kemungkinan trader akan dapat membaca pergerakan pasar hingga ke akarnya.

Jenis Entry Trading Supply dan Demand

Terdapat dua hal yang akan menjadi dasar entry dalam cara trading pemula dengan supply dan demand. Kedua jenis entry ini menawarkan kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

  1. Entry Breakout

Pada jenis entry breakout, order akan dieksekusi langsung ketika harga telah berhasil menembus suatu resistance ataupun support. Entry jenis ini sering digunakan pada sistem trading dengan menggunakan Channel seperti Bollinger Bands, Donchian Channel ataupun pada Chart Pattern. Kelebihan jenis entry breakout adalah trader tidak akan pernah tertinggal ketika harga sedang trending dalam satu arah. Breakout jenis ini memang sangat baik untuk mendeteksi pergerakan awal suatu pasar trending. Kelemahan dari jenis entry breakout adalah false breakout.

False breakout merupakan seuatu kejadian yang pada awalnya akan mencerminkan penembusan harga dari support dan resistance, tetapi kemudian gagal karena harga tidak mempertahankan eksistensinya diluar support dan resistance. Malahan harga akan kembali naik ketika menembus level harga. False berakout sering kali dapat menipu dan menghabiskan dana trader, terutama trader tanpa perhitungan money management yang baik.

  1. Entry Pullback

Pullback adalah sejenis entry setelah breakout. Dalam hal ini trader harus terlebih dahulu menunggu sebelum masuk dalam satu posisi. Memang belum bisa dipastikan bahwa breakout sudah valid atau belum namun dengan menunggu hingga harga melakukan pullback, kita akan mendapatkan harga yang lebih baik dengan resiko rendah dan reward yang lebih tinggi. Intinya, tingkat keberhasilan dari entry pullback bisa lebih baik dibandingkan entry breakout.

Ini merupakan trading untuk pemula yang memang masih berada dalam level rendah. Selanjutnya jika anda sudah merasa mahir dalam bertrading maka anda dapat melakukan trading supply dan demand maka anda bisa melanjutkan ke level yang lebih tinggi.

Candlestick Bisa Dimanfaatkan Untuk Meningkatkan Profit Trading Lho

Candlestick Bisa Dimanfaatkan Untuk Meningkatkan Profit Trading Lho – Candlestick merupakan metode charting kuno yang muncul di Jepang dan telah terbukti akurasinya dari dahulu hingga saat ini. Meskipun telah digunakan begitu lama, namun kepopulerannya menjadi bagian dari analisa teknikal populer yang digunakan oleh para trader. Sebagai penjelas, analisa dengan pola candlestick termasuk dalam metode analisa diskresional. Artinya analisa teknikal melalui pola candlestick ini mengandalkan intuisi subjektif trader dalam memahami pola harga yang terdapat pada chart hingga menjadi suatu eksekusi trading yang aktual. Dalam implikasinya profit konsisten dapat didatangkan dengan pengalaman dan jam terbang yang tinggi.

Pola Candlestick yang Menguntungkan

Semakin banyak perkembangan dalam dunia forex, semakin banyak pula bermunculan variasi pola candlestick seperti pola satu batang, dua batang dan seterusnya. Namun, dari semua pilihan tersebut ada beberapa pola candlestick yang menguntungkan sehingga harus diketahui.

Pola candlestik pada umumnya akan mengikuti sistematika analisis teknikal sinyal konfirmasinya selalu siaga agar mudah dipahami oleh para pemula. Tingkat sinyal berarti candlestick telah membentuk pola yang akan menunjukkan pergerakan naik atau turun, hanya saja trader belum disarankan untuk memasang posisi terlebih dahulu. Trader sudah disarankan oleh tingkat konfirmasi candlestick agar memasang posisi mengikuti arah pergerakan yang sesuai dengan pola yang muncul.

Berikut adalah kategori pola candlestick menguntungkan yang sesuai dengan bentuk konfirmasi dalam pembukaan posisi.

  • Pola Pinbar

Pola Pinbar adalah salah satu pola candlestick menguntungkan yang paling banyak muncul dalam chart. Pattern ini mudah dikenali karena bentuk shadownya yang selalu lebih panjang daripada badan dan ujung nose. Semakin panjang shadow dibandingkan dengan nose dan body maka semakin tinggi indikasi kemungkinan akan terjadi penerusan trend dan reversal. Pola candlestick pinbar ini terbentuk karena adanya indikasi sentimen pasar yang tadinya menuju ke suatu arah tetapi kemudian berbalik arah dan meninggalkan jejak shadow yang panjang. Contohnya pada saat harga mendekati batas resistance dan support, pin akan menunjukan akan terjadinya reversal.

  • Pola Inside Bar

Pattern candlestick ini biasanya sering muncul saat trend mencapai titik tertinggi dan terendahnya. Pola Inside Bar selalu diwakili dengan karakteristik dua batang candlestick, yang mana salah satu batangnya lebih kecil dan berada dalam range Mother Bar. Pattern candlestik Inside Bar dapat mengidentifikasi konsolidasi antara penjual dan pembeli. Di mana keduanya masih saling tarik-ulur sampai salah satu pihak mendominasi dan terbentuk trend baru.

  • Pola Three Outside Up dan Tree Outside Down

Pola ini termasuk dalam pola pengembangan dari Inside Bar. Bedanya pola ini menciptakan candle pertama yang lebih kecil atau berada dalam candle berikutnya. Hal ini menandakan bar pertama dan kedua mengalami tekanan antara penjual dan pembeli semakin besar dan bar ketiga akan mengkonfirmasi pemenang diantara keduanya. Tugas Pola Three Inside Up adalah mengindikasikan terjadinya reversal Bearish, sedangkan pola Three Inside Down menandakan peluang reversal bullish.

  • Pola Evening Star dan Morning Star

Pola ini masuk dalam pola yang menguntungkan. Formasinya terdiri atas pola tiga batang candlestick yang mengindikasikan keraguan pelaku pasar. Namun, candlestick ketiga mengkonfirmasi ke mana haluan arah harga berikutnya. Pola Evening Star mengindikasi reversal bearish, sebaliknya Pola Morning Star yang muncul setelah periode tren menurun, maka akan ada keungkinan besar untuk reversal bullish.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menyaring tingkat akurasi pola candlestick adalah dengan memperhatikan pilihan timeframe. Timeframe tinggi umumnya akan menghasilkan noise yang lebih rendah daripada pola candlestick pada timeframe rendah, sehingga tingkat akurasi sinyal tradingnya lebih tinggi. Lainnya, jangan terburu-buru ketika melakukan market order sebelum ada konfirmasi dari batang candlestick lainnya. Gunakan indikator yang memiliki akurasi tinggi seperti RSI dan MACD.

Strategi Hedging Tidak Cocok untuk Trader Tipe Ini

Strategi Hedging Tidak Cocok untuk Trader Tipe Ini – 

Banyak trader yang meyakini jika strategi hedging dalam forex bisa menjadi cara efektif dalam mengurangi resiko. Strategi Hedging yang merupakan cara trading dengan menahan dua posisi trading yang berlawanan memang cukup menarik untuk diterapkan. Strategi ini digunakan untuk menghindari resiko dalam bertrading. Kendati demikian hedging sendiri biasanya memiliki resiko yang lebih besar dari resiko yang akan diatasi.

Faktanya banyak trader yang justru merasa kesulitan mengambil manfaat dari strategi hedging. Banyak dari trader yang terjebak locking positions, yaitu situasi dimana trader tidak tahu kapan saat melepas salah satu posisi hedging. Trader juga bisa terjebak dalam kerugian karena membuka dua posisi sekaligus yang artinya juga terkena spread dua kali. Biaya yang dikenakan spread tentu tidak bisa dianggap remeh begitu saja apalagi jika volatilitas harganya sedang tidak stabil. Itulah mengapa tidak semua trader cocok denga strategi trading yang satu ini. Agar terhindar dari resiko di atas, maka hindari trading dengan hedging jika anda termasuk dalam tipe trader berikut ini.

  1. Sering Salah Analisa

Hal pertama yang dibutuhkan ketika akan melakukan trading adalah memiliki ketajaman analisa. Tarder perlu mengetahui kapan peluang pergerakan harga terlebih dahulu sebelum mengetahui kapan saatnya melakukan hedging pada posisi loss, level hedging mana yang bisa dibuka serta teknik apa yang seharusnya diterapkan. Jika analisa yang anda lakukan tidak akurat, bisa jadi strategi hedging yang anda lakukan akan mengalami kegagalan. Resiko kesalahan pada strategi ini bisa berlipat ganda akibat anda harus mengatur lebih dari 1 posisi. Ketidakpastian dalam strategi hedging menyebabkan kerugian yang tidak perlu.

  1. Tidak Memiliki Money Management

Tahap dalam hedging adalah memerlukan pembukaan minimal 2 posisi trading. Jadi pastinya dengan melakukan hedging anda akan memperbesar ukuran dan resiko trading. Belum lagi adanya spread yang perlu diperhitungkan karena masing-masing posisi akan dikenai potongan biaya trading tersebut. Agar akun trading anda tetap aman meski anda membuka banyak posisi atas dasar keperluan hedging, dapat dipastikan anda membutuhkan ketahanan dana yang cukup sebagai penopang posisi-posisi yang masih floating. Trader harus menjadikan Money Management agar anda bisa menempatkan ukuran trading pada tiap posisi secara ideal.

  1. Emosional

Emosi dalam trading bisa dikatakan sebagai dua hal yang tidak bisa saling beriringan. Trader selalu diminta untuk dapat meminimalisir pengaruh emosinya karena emosi kebanyakan akan mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil dan bisa jadi berakhir dengan kerugian besar. Sayangnya, tingkat kesulitan, tekanan dan resiko dalam strategi hedging akan membuat trader lebih rentan terhadap ketidakstabilan emosi. Jika anda ingin membuka posisi pertama, terlebih dahulu anda harus membuka posisi kedua. Jika order tidak berhasil maka selanjutnya anda harus hedging dengan posisi ketiga. Ketika kegagalan ini masih berlanjut maka tidak menutup kemungkinan anda akan membuka posisi ke-4, ke-5 dan seterusnya. Semua hal yang dilakukan hingga anda harus open posisi beberapa kali telah dipengaruhi oleh emosi yang terbentik sebelumnya.

  1. Kurang Pengalaman

Ketajaman analisa, Money Management yang terstruktur serta pengendalian emosi merupakan 3 hal yang pasti akan berkembang seiring dengan bertambahnya pengalaman trading. Inilah megapa pengalaman baik maupun sebaliknya perlu tetap di perhatikan. Oleh sebab itu, trader pemula yang belum memiliki pengalaman tidak direkomendasikan untuk menggunakan strategi hedging. Strategi hedging cocok untuk mereka yang masih bertahan di pasar forex yang pastinya telah banyak belajar dan berlatih untuk menghadapi kesulitan hedging. Selain itu, para trader berpengalaman telah memiliki kesadaran dan mentalitas yang sangat dibutuhkan untuk menjamin stabilitas emosional.

Mengenal Pola Rounding Bottom Dalam Trading Forex

Mengenal Pola Rounding Bottom Dalam Trading Forex  – Pola reversal dalah suatu pola pergerakan harga yang dapat diprediksi atau memberikaan sinyal kuat ketika akan terjadi perubahan arah pasar. Terdapat tiga arah pasar yaitu naik (Bullish), turun (Bearish) dan datar (Sideways). Jika saat ini pasar sedang Bullish lalu kemudian muncul pola pattern reversal, maka implikasinya arah pasar akan berubah menjadi Bearish atau Sideways. Kesalahan besar trader biasanya adalah langsung membuat prediksi bahwa pasar akan Bearish. Padahal banyak kriteria yang dapat digunakan untuk menguji keabsahan reversal pattern tersebut.

Dalam trading, pola-pola Reversal seperti Double Top, Double Bottom atau Head and Sholder sering digunakan sebagai panduan untuk mengetahui kapan harga akan berbalik arah. Selain tiga pola sebelumnya, sebenarnya ada satu pola lain yang juga dapat mendeteksi Reversal dengan baik, yaitu pola harga Rounding Bottom. Pola ini digadang dapat menangkap peluang trading yag menguntungkan selama pasar mengalami penurunan. Tidak tanggung-tanggung, pola harga Rounding Botom mampu menjanjikan potensi meraup keuntungan besar dalam waktu singkat.

Pola Rounding Bottom

Pola Rounding Bottom merupakan formasi batang-batang candlestick yang dapat mengindikasi potensi besar harga akan berbalik arah seperti pada umumnya pola harga Reversal. Visual dari pola harga Rounding Bottom terlihat seperti mangkuk atau lengkungan pada lingkaran. Lengkungan ini terbentuk dalam waktu yang relatif lama. Semakin tinggi Timeframe maka semakin lama pula trader harus menunggu harga Reversal terbentuk.

Penentu letak garis batas Neckline bersifat relatif subjektif. Pada umumnya Neckline diletakkan berdekatan dengan harga tertinggi atau Swing High pada awal lengkungan. Semakin dekat Neckline dengan dasar lengkungan, semakin cepat pula sinyal Buy pada Breakout akan muncul dan semakin kecil juga resiko yang dimiliki. Namun sayangnya akuarsi dan target profitnya malah semakin menurun.

Bentuknya yang melengkung membuat Pola harga Rounding Bottom hampir menyerupai pola harga Cup & Handel. Perbedaanya terletak pada bagian Handelnya saja. Pola Cup & Handle harga akan terkoreksi pada ujung lengkungan lalu membentuk Channel dan diikuti dengan harga yang Breakout keatas ataupun ke bawah. Sedangkan pada Rounding Bottom tidak ditemukan bagian Handle karena tidak mengalami koreksi pada ujung lengkungan. Harga hanya akan bergerak mendaki menembus Neckline.

Pola Rounding Bottom memiliki memiliki variasi lain yaitu Pola Rounding Top. Jika pada pola Rounding Bottom mengindikasikan pembalikan arah trend ke atas, maka Rounding Top memiliki arah indikasi ke bawah. Trader dapat memanfaatkan variasi Bearish ini untuk membuka posisi jual saat harga telah breakout ke bawah menembus Neckline.

Strategi Trading dengan Pola Rounding Bottom

Pola harga Rounding Bottom relatif jarang ditemukan dalam kondisi normal. Selain membutuhkan waktu yang lama, pola harga reversal ini juga sering kali berubah menjadi pola harga lainnya yang serupa seperti Head and Shoulder atau Cup and Handle. Kendati demikian, trader tetap dapat mendapatkan manfaat praktis dari sinyal trading Rounding Bottom ini.

Begitu harga menembus Neckline maka persiapan beli dengan memperhitungkan Money Management serta Risk/Reward dapat anda lakukan. Trader dapat menggunakan tinggi lengkungan sebagai standar dalam menentukan target profit. Misalnya ketika rasio 2RR yang mana Rewardnya dua kali lipat lebih bersar dari resikonya. Maka Stop Loss bernilai 50% dari jarak entry ke Take Profit.

Kesimpulannya, pola harga Rounding Bottom dapat dijadikan sebagai alternatif price pattern yang potensial untuk di pantau di atas chart. Dimana pemantauan ini sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh pola Double Top, Double Bottom atau Head and Shoulder saja.

Mengapa Sinyal Pin Bar Perlu Dipertanyakan?

Mengapa Sinyal Candle Pin Bar Perlu Dipertanyakan? – Candle Pin Bar adalah salah satu pola candlestick yang populer dikalangan trader forex. Candle Pin Bar ini dijadikan sebagai petunjuk dalam bertrading. Kebanyakan pengguna Candle Pin Bar adalah trader yang sudah pro dan hasilnya selalu menggiurkan. Inilah yang membuat beberapa trader pemula ikut tertarik untuk membuka posisi berdasarkan sinyal Candle Pin Bar ini. Padahal tidak sedikit trader yang gagal memahami kerumitan cara kerja sinyal Candle Pin Bar ini.

Candle Pin Bar Diantara Trader yang Gagal

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa Candle Pin bar menjadi candlestick andalan para trader pro yang telah mengerti cara penggunaan serta seluk-beluk candle ini. Namun dilain sisi banyak trader yang justru terjerumus dalam kegagalan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut.

  1. Chart yang Sangat Jelas

Bentuknya yang sangat jelas dalam chart membuatnya mudah dikenali oleh trader lain baik profesional maupun pemula. Ketika trader pemula masih memanfaatkan strategi umum untuk memanfaatkan sinyal Pin Bar, maka trader pro sudah menyiapkan langkah yang sekiranya tepat untuk mengantisipasi pasar kedepannya berdasarkan sinyal Pin Bar tersebut.

  1. Sinyal Sempurna

Ketika Pin Bar menciptakan sinyal yang sempurna, maka trader tetap perlu mewaspadainya. Hal ini karena mayoritas pasar masih bisa menjadi lawan yang tak kalah hebat bagi Candle Pin Bar.

  1. Trader Tidak Paham dan Sinyal yang Lemah

Trader pemula sering kali membuka posisi berdasarkan kemunculan Pin Bar tanpa konteks yang jelas, padahal ia sendiri tidak mengetahui apa yang ditunjukan oleh sinyal pin bar tersebut. Bahkan ketika akurasinya lemah para trader tetap berani ambil resiko untuk open posisi.

  1. Banyaknya Pelaku Pasar

Candle Pin Bar banyak digunakan karena memang bisa diandalkan. Namun saat ini Candle Pin Bar sudah dianggap lemah karena memiliki banyak kekurangan seperti banyaknya perlawanan pasar, sinyal gagal dan sinyal yang tertunda. Hal ini disebabkan oleh pelaku pasar yang semakin bertambah dan memiliki reaksi yang sama ketika sinyal Pin Bar muncul. Dilain pihak, trader pro memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggerakkan harga pasar dan membuat trader pemula rugi.

Setup Trading Candle Pin Bar Versi Akurat dan Versi Gagal

Supaya setup trading Pin Bar anda lebih akurat maka anda perlu memahami skenario berikut ini dan lihat apa yang terjadi pada pola Candle Pin Bar.

  • Sinyal Pin Bar Gagal

Ketika menarik chart kebelakang biasanya kita akan melewatkan Pin Bar gagal karena Pin Bar ini tidak tampak menonjol. Jika anda hanya terpaku oleh Pin Bar yang datar ini untuk memprediksi pembalikan harga maka anda akan mengalami kerugian. Setelah Bearish Pin Bar terbentuk harga memang tidak berhasil Breakout dengan munculnya pola harga Double Top. Namun, Pin Bar akan tetap gagal mengidentifikasi reversal menurun karena harga sulit melandai daripada low Pin Bar. Barulah ketika 11 Candle Stick berikutnya muncul, harga dapat tertutup di bawah Pin Bar tadi.

  • Sinyal Pin Bar Berhasil

Formasi Pin Bar kali ini dinyatakan nyaris sempurna walaupun banyak trader yang kemungkinan salah mengartikan. Setelah Pin Bar terbentuk harga memerlukan 3 pembentukan candlestick agar benar-benar dapat lebih rendah daripada low Pin Bar. Sebagian besar pengguna akan kehilangan uang karena melawan pergerakan trader lainnya.

Candle Pin Bar, Masih Relevan?

Banyak pihak yang menyangsikan sinyal Pin Bar karena akurasinya yang rendah dan tidak dapat ditradingkan semata wayang. Pin Bar biasanya hanya digunakan sebagai konfirmator sampingan. Hampir sama dengan pola candlestick satu bar lainnya yang memiliki sinyal rendah karena konteksnya yang kurang terperinci. Masalah lainnya adalah bentuk dari Pin Bar yang mudah dikenali dan ditebak sehingga trader pro memanfaatkannya untuk menjebak trader pemula. Trader pro menyarankan Pin Bar hanya digunakan sebagai konfirmasi saja dengan syarat harga telah dengan cepat menembus low atau high Pin Bar.

Indikator untuk Trading Divergence

Indikator untuk Trading Divergence – Trading divergence adalah salah satu strategi trader Contrarian atau Counter-Trend Strategy. Strategi ini sangat diprimadonakan oleh trader Contrarian, namun untuk trader pemula bisa jadi mengalami kebingungan mengenai indikator yang lebih baik untuk digunakan sebagai pendeteksi terjadinya Divergence. Hal ini dikarenakan banyak sekali indikator dalam trading Divergence.

Trading dengan strategi Divergence menggunakan indikator yang harus memenuhi syarat diantaranya:

  • Indikator berjenis Oscillator
  • Tidak bersifat lagging

Dari beberapa indikator yang ada dalam trading, beberapa yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam trading Divergence antara lain seperti indikator MACD, RSI, CCI, Indikator DeMarker, Bill Williams’ Awesome Oscallator, Stochastic Oscillator dan lainnya.

  • Moving Average Convergence/Divergence

MACD terbentuk dari 3 Moving Average dengan masing-masing nilai yang berbeda. Karenanya sebagai indikator MACD sering dianggap bertipe semi-tren-semi-oscillator. Kendati demikian, trader forex sering memilih MACD sebagai indikator untuk trading Divergence karena dianggap relatif mudah digunakan. Dalam trading Divergence, histogram MACD tidak bergerak ke arah yang sama, namun bisa mengungkapkan moment-moment ketika harga bergerak kesuatu arah tertentu. Situasi ini menandai divergensi antara harga dan momentum dengan cara yang mudah diamati oleh pemula.

  • Relative Strength Index (RSI)

RSI terbentuk dari penilaian harga suatu aset dibandingkan dengan rata-rata harga aset selanjutnya. Penggunaan RSI sebagai indikator Divergence hampir sama dengan penggunaan Indikator MACD. Trader cukup menargetkan pada titik mana pergerakan harga dan indikator RSI akan mulai berlawanan arah. Jika moment tersebut sudah muncul segera buka posisi dengan arah indikator RSI.

  • Stochastic Oscallator

Jika anda ingin mengukur kejenuhan pasar, Indikator Stochastic adalah pilihan yang tepat. Namun jika dibandingkan dengan RSI, Stochastic memiliki kelebihan yaitu kepemilikan sinyal buy dan sell. Pada overbought, kita bersiap-siap mengambil posis open buy, karena market akan berbalik arah turun. Sedangkan pada posisi oversold trader bisa siap-siap mengambil posisi sell karena market akan berbalik arah. Cara menggunakan indikator Stochastic untuk trading Divergence hampir sama dengan indikator-indikator sebelumnya serta serupa dengan metode trading Divergence pada umumnya.

Indikator yang Sesuai dengan Trading Divergence

Bertrading Divergence bisa saja menguntungkan walaupun memang riskan. Trading Divergence tidak bisa sepenuhnya mengharapkan sinyal yang muncul dari indikator manapun 100%. Satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu mengkonfirmasi sinyal yang muncul dengan indikator lain, apapun indikator yang digunakan. Bisa dengan melihat posisi harga saat dibandingkan dengan Moving Average berjangka panjang atau melihat pola-pola candlestick pada chart dan alternatif-alternatif lainnya.

Selain itu anda juga bisa menelaah ungkapan yang mengatakan bahwa seberapa efektif sebuah indikator dalam menunjukkan Divergence, namun semua tetap tergantung pada setting di mana anda akan menggunakannya. Jika anda menggunakan setting default, maka hasilnya akan sia-sia dan membuang-buang waktu saja.

Hal ini juga merujuk bahwa indikator Stochastic, MACD dan RSI sebagai indikator untuk trading Divergence yang paling tangguh. Ketiga indikator tersebut sudah ada dalam platform Metatrade 4 dan jika dipasang bersamaan maka akan menunjukkan moment-moment yang hampir serentak. Semua menunjukkan hal yang sama, pilihan yang mudah diambil adalah pilihan yang mudah untuk diinterpretasikan oleh trader itu sendiri. Lakukan hal yang sama dengan indikator lain yang menjadi pertimbangan anda dan anda akan segera melihat mana diantara indikator-indikator tersebut yang paling sesuai dengan trading Divergence anda.

Indikator Pendeteksi Divergence Otomatis

Sebenarnya ada indikator teknikal yang dapat mendeteksi sinyal divergensi secara praktis tanpa harus mengamati setiap chart. Indikator tersebut diantaranya adalah indikator DiverMACD, indikator Stochastic Divergence dan indikator MACD Divergence. Namun anda tidak bisa sepenuhnya melihat indikator ini, karena sinyal divergence yang ditampilkan kadang-kadang tidak bisa diandalkan. Daripada mempercayai tools yang belum tentu keakuratannya maka lebih baik jika mengandalkan diri sendiri.

Belajar Trading Forex dari Kathleen Brooks

Belajar Trading Forex dari Kathleen Brooks – Tidak bisa dipungkiri jika fundamental adalah komponen penting yang perlu diperhatikan oleh semua trader walaupun mereka mengandalkan teknikal. Dampak dari sebuah berita memang bisa memberikan pengaruh yang signifikan sehingga mendorong harga bergerak hingga ratusan bahkan ribuan pips. Moment ini sering disebut sebagai kesempatan emas oleh para trader yang sedang berupaya keras menemukan metode terbaik untuk trading.

Tidak hanya trader pemula yang sedang mencari metode trading terbaik, ternyata ada salah satu trader sukses yang beraliran fundamental yaitu Kathleen Brooks. Ia merupakan figur seorang wanita yang lihai dalam memberikan analisa dan komentar-komentar mengenai isu fundamental yang penting.

Tentang Kathleen Brooks

Kathleen Brooks merupakan direktur peneliti di forex.com yang juga memiliki pengalaman menjadi analis trading di perusahaan multinasional, Brirish Petroleum. Wajahnya familiar menghiasi media-media finansial seperti CNBC, BBC, Bloomberg, Sky News dan Fox Business. Wanita ini diakui keahliannya dalam menyampaikan dan menterjemahkan isu-isu rumit sehingga mudah dipahami. Oleh sebab itu Kathleen Brooks diperhitungkan sebagai salah satu komentator forex wanita paling disegani. Jangkauannya tidak hanya pada pasar forex, namun juga saham dan komoditas.

Kathleen Brooks selain aktif menjadi analis dan pembicara juga secara rutin membagikan analisa dan berbagai inspirasi trading lewat tulisannya. Ia pernah menjadi salah satu penulis di City A.M, dan menerbitkan buku Kathleen Brooks on Forex: A simple Approach to Trading Foreign Exchange Using Fundamental and Technical Analysis pada tahun 2013. Dalam bukunya Kathleen Brooks mengungkapkan pelajaran dan cara trading sederhana yang ditujukan untuk para pemula. Hingga saat ini analisa dan beragam tips tradingnya dimuat di situs-situs forex seperti FXStreet, Investasi, MoneyShow dan Trade2Win.

Kunci Sukses Trading Ala Kathleen Brooks

Kathleen Brooks membagikan pengalaman pribadinya yang disambut banyak rintangan ketika menjalani transisi ke trading retail. Wanita ini memulai karir trading retailnya sebagai analis tingkat Internasional dengan mengusung latar pengetahuan fundamental membuatnya diasingkan dan dianggap ketinggalan zaman.

Kathleen Brooks kemudian mulai mendalami analisa teknikal, pemahaman intermarket dan strategi-strategi kompleks berbasis teknikal untuk membuktikan kemampuan dirinya. Hasil dari analisis mendalam yang ia lakukan membuahkan hasil yang mana mampu melengkapi pengetahuan fundamental yang sebelumnya telah ia miliki. Pengalaman ini yang kemudian membentuk persepsi Kathleen Brooks.

Meski turut memperhitungkan teknikal, pengalaman berharga di level institusi dan retail pada akhirnya mengantarkan Brooks pada satu kesimpulan yaitu berita ekonomi dan event fundamental adalah penggerak utama pasar. Hal ini sekaligus menjadi kunci sukses yang diusung oleh Brooks sendiri.

Selain kunci sukses tersebut, Kathleen Brooks juga masih memiliki inspirasi tentang pengaruh fundamental dalam pergerakan pasar.

  • Inspirasi pertama – Profit Tidak Selalu Bergantung pada Trend

Trend memang dikatakan sebagai pemberi peluang paling banyak untuk meraih profit besar. Namun tidak berarti setiap trader harus menunggu trebentuknya trend untuk memperoleh keuntungan. Ketika pair andalan sedang sideways maka anda harus bersikap fleksibel. Gunakan indikator teknikal untuk mengamati bagaimana pergerakan harga di beberapa timeframe.

  • Inspirasi kedua – Jangan Terlalu Percaya Safe Heaven

Inspirasi ini berhubungan dengan cara menghadapi gejolak pasar saat isu politik sedang dominan. Paham lama yang dianut oleh investor adalah berpihak pada aset yang dianggap Save Heaven seperti Emas, Franc Swiss dan lainnya. Namun bagi Brooks, prinsip ini tidak selalu relevan dengan keadaan sebenarnya. Kesimpulannya, Safe Heaven memang menjadi pengalihan saat pasar finansial mengalami gejolak ketidakpastian. Namun jangan lantas anda menukar aset dengan semua jenis Safe Heaven ketika dilanda kecemasan. Bisa saja ada kemungkinan lain yang justru membuat Safe Heaven tidak dapat lagi diandalkan sebagai tempat berlindung.

  • Insprirasi ketiga – Utamakan Kesabaran

Overtrading dianggap sebagai sebuah kesalahan terbesar bagi Kathleen Brooks. Bertindak sebelum waktunya walau dengan menggunakan ide yang fantastis tidak menjamin anda terhindar dari kerugian besar. Tokoh penulis Currency Trading For Dummies, 3rd Edition menekankan jika trader tidak bisa hanya bermodal ide saja, karena market tidak digerakkan oleh ide seorang trader. Trading juga terbilang sulit dan memiliki banyak tantangan sehingga jika anda tidak sabaran maka anda belum bisa masuk dalam jalur keberhasilan.

Brecermin dari segala analisis dan inspirasi yang dibuat, Kathleen Brooks memiliki filosofi analisis:

“Fundamental menentukan trend jangka menengah, sedangkan teknikal mengarahkan trend jangka pendek. Bagi trader forex pergerakan short-trem merupakan tempat untuk mencari peluang profit, sedangkan outlook jangka panjang dapat menjadi basisi dalam menempatkan sentimen.”

Apa Ada Alasan Khusus Kenapa Indikator dan Harga Bergerak Beda Arah?

Apa Ada Alasan Khusus Kenapa Indikator dan Harga Bergerak Beda Arah? – Forex adalah aktivitas yang dilakukan dengan menjual dan membeli pasangan mata uang tertentu. Agar mendapatkan profit tentunya kita tidak bisa melakukan dua aktivitas diatas dengan sembarangan. Kita harus memiliki pandangan tentang keadaan pasar yang terjadi. Semua keputusan untuk menjual atau membeli membutuhkan analisa yang tentunya tidak main-main. Salah satu alat analisa pasar agar prediksi tidak meleset adalah dengan menggunakana indikator forex.

Indikator dalam Forex

Secara umum indikator adalah alat yang dapat memberikan informasi kepada trader tetang pemetaan kondisi pasar yang tengah terjadi sehingga prediksi yang dibuat oleh trader akan lebih akurat dan tepat dalam menentukan open posisi yang pas, baik itu buy maupun sell. Indikator forex umumnya memiliki dua fungsi yaitu pertama, memberikan pemetaan kondisi pasar kepada trader dan kedua, memberikan sinyal untuk entry maupun exit yang akan menuntun trader sehingga dapat masuk atau keluar market dengan tepat.

Dalam dunia forex, terdapat berbagai macam indikator. Namun kita dapat membaginya menjadi 2 kategori yaitu leading indikator dan lagging indikator. Leading indikator akan memberikan prediksi sebuah pergerakan sebelum sutu hal terjadi di pasar. Hal ini dikatakan cukup sulit bahkan bisa keliru. Inilah mengapa tidak semua orang memilih menggunakan leading indikator.

Contoh leading indikator yang terpercaya adalah RSI. RSI digunakan untuk mengenali area overbough dan oversold yang akan bergeraka antara 0 sampai 100. Ketika RSI menunjukan angka yang lebih tinggi dari 70 maka kita bisa menganggap hal tersebut merupakan kondisi overbough dan ini adalah saat yang tepat bagi trader untuk membuka sell. Sedangkan ketika menunjukkan nilai di bawah 30 maka berada dalam kondisi oversold dan menjadi momentum bagi trader untuk membuka posisi buy.

Disisi lain lagging indikator justru memberikan sinyal yang lebih lambat namun lebih kuat. Sinyal dari lagging indikator akan datang setelah sebuah pergerakan terjadi dan ia akan mencoba menghitung kekuatan pergerakan tersebut. Salah satu lagging indikator adalah Moving Average Convergence Divergence (MACD).

MACD tidak bergerak layaknya dalam daerah jangkauan seperti RSI, namun ia terdiri atas dua buah garis dan sebuah histogram. Manfaat utama MACD adalah membantu mengenali sebuah tren sekaligus memberikan beberapa indikasi mengenai kekuatan dan pergerakan yang terjadi. Kita bisa mendapatkan indikasi yang baik dari momentum melalui histogram. Ketika garis-garis saling menjauh dan jarak maupun histogram menjadi besar maka akan menjadi indikasi pergerakan yang kuat dengan banyak momentum yang mengikutinya. Sedangkan ketika dua garis bertemu dan jarak maupun histogram menjadi mengecil akan menjadi indikasi pergerakan yang melambat bahkan menunjukkan kemungkinan terjadinya perpotongan ke arah yang berlawanan.

Indikator Dan Harga Bergerak Beda Arah

Indikator yang menjadi alat penentu arah tren harga umumnya akan berjalan searah dengan pergerakan harga tersebut. Maksudnya, ketika ketika harga turun maka indikator juga akan akan ikut melandai dan jika harga naik maka indikator akan menanjak. Namun pada suatu saat tidak menutup kemungkinan indikator dan pergerakan harga justru akan bergerak berlainan arah.

Indikator dan arah pergerakan harga yang bergerak berbeda arah atau Divergence ini disebabkan oleh adanya indikator leading dan lagging (RSI, MACD, Stochastic, dll) yang mampu memprediksi pergerakan harga yang akan terjadi di waktu berikutnya. Leading indicator dapat menandai titik overbought dan titik oversold. Titik overbought dapat menghasilkan patokan resistance sedangkan titik oversold menjadi level support. Jadi ketika harga bergerak tidak seimbang leading indicator dapat menyaring dimana seharusnya level harga itu berada. Inilah alasan mengapa Divergence tersebut dapat terjadi dengan pergerakan harga saat ini.

Ilustrasi

Divergence ini bukanlah sesuatu yang perlu dikahwatirkan. Malah bagi trader Contrarian, Divergence bisa dijadikan sinyal untuk melawan sentimen pasar. Trader bisa mendapatkan sinyal Buy saat harga jatuh atau sinyal sell ketika harga naik namun tetap mendapatkan profit tentunya. Perhatikan ilustrasi di bawah ini!

Sentimen pasar sangat dipengaruhi oleh opini pasar. Padahal belum tentu Bullish atau Bearish akan bergerak sesuai dengan ekspektasi trader. Berdasarkan chart XAU/USD, saat ini sudah mengalami Breakout dari Resistance sedangkan sentimen mayoritas adalah Bullish. Para trader mulai berlomba memasang posisi Buy dan mempertahankan posisi Long.

Berbeda dengan yang dilakukan oleh tradert lainnya, Mr. Sun yang merupakan trader Contrarian melihat hal tersebut sebagai sinyal Divergence. Mr. Sun melihat hal beradasarkan indikator RSI dan MACD bahwa histogram menunjukkan penurunan dari kedua puncak tertinggi. Hal ini disebabkan oleh karena sentimen Bullish mayoritasnya sudah kehabisan tenaga untuk mendorong harga lebih tinggi. Ketika sinyal Divergence yang diprediksi terkonfirmasi, Mr. Sun memasang posisi sell untuk melawan sentimen Bullish mayoritas. Hasilnya, Mr. Sum berhasil mendapatkan profit besar pada kisaran level 1180.

Pada lain kesempatan, harga terus menurun hingga menembus level Support dan pasar bereaksi sentimen Bearish sehingga trader menekan tombol sell. Namun lagi-lagi Mr. Sun memprediksi hal ini sebagai sinyal Divergence dan ia memasang posisi buy. Hasilnya, walaupun sempat mengalami sideway beberapa hari, harga pun menanjak berlawanan dengan Bearish mayoritas trader dan Mr. Sun kembali memperoleh profitnya.

Apa Itu Strategi Trading Pola Megaphone?

Apa Itu Strategi Trading Pola Megaphone? – Dalam forex pergerakan harga yang terlihat dalam chart membentuk pola-pola tertentu dan pola yang telah muncul tersebut cenderung akan muncul berulang. Bentuk dalam pola tersebut biasanya mengisyaratkan terjadinya penerusan arah trend atau pembalikan arah trend. Tidak ada patokan paten yang digunakan untuk menentukan pola chart yang ada, namun berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara berulang-ulang pasar secara umum telah menggunakan bentuk pola yang terbentuk dari chart beserta namanya guna menganalisa dan memprediksi arah pergerakan trend.

Pola Megaphone

Salah satu pola yang muncul dalam chart adalah pola Megaphone. Jika anda pernah terjebak pada harga naik turun yang sangat drastis dengan tren arah yang tidak menentu, bisa jadi saat itu anda tengah menghadapi pola Megaphone atau pola harga yang melebar. Pola ini adalah pola harga (price pattern) yang memiliki ciri khas utama rangkaian Swing High dengan nilai yang tinggi mendaki dan Swing Low dengan nilai rendah menurun yang kemudian membentuk pola harga yang menyerupai instrumen pengeras suara. Pola ini akan terlihat dari pergerakan harga saat kondisi pasar bergejolak tinggi tanpa menunjukkan arah trend yang jelas.

Dalam chart biasanya tampak harga membentuk Swing High dan Swing Low secara bergantian. Swing berikutnya lebih kuat dari Swing sebelumnya sehingga jika Trendline diletakkan pada setiap Swing maka akan terbentuk Channel Divergen. Channel Divergen sendiri terjadi ketika anda menarik satu garis untuk menghubungkan level high dan satu garis menghubungkan level Low dan kemudian hasilnya menuju ke arah yang berbeda.

Ciri khas bentuk Pola Megaphone ini juga membuat ia dikenal sebagai pola Broadening Wedge atau pola harga melebar. Sekilas bentuknya memang menyerupai pola Triangle, hanya saja arahnya terbalik dan lebih jarang muncul. Kendati jarang muncul, Pola Megaphone ini menjanjikan keuntungan karena trader akan mendapatkan sinyal untuk membeli pada harga terendah atau menjual pada harga tertinggi.

Strategi Trading dengan Pola Megaphone

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa pola Megaphone ini meyerupai pola Triangle. Perbedaannya terletak pada sinyal Megaphone yang tidak hanya difokuskan untuk memprediksi dimana titik breakout tersebut muncul, namun juga memprediksi pengulangan reversal Swing. Sinyal Megapone biasanya muncul setelah harga berbalik arah dari Swing ketiga menuju keempat. Setelah mencapai titik Swing keempat akan ada dua skenario:

  1. Skenario Swing Reversal

Pada skenario ini harga akan diprediksi berbalik arah setelah menyentuh batas Trendline Divergen. Misalnya pada swing keempat, posisi dapat dibuka setelah harga menyentuh level Swing sebelumnya. Seetelah posisi terbuka maka traget profit dapat dipasang di dekta Midline atau lebih jauh lagi di titik Swing berikutnya. Sedangkan stop loss akan diletakkan beberapa pip diatas Swing terakhir.

  1. Skenario Breakout

Setelah swing keempat berbalik arah, biasanya swing berikutnya memiliki potensi untuk breakout atau menembus batas Trendline. Skenario breakout ini posisi akan dibuka setelah harga ditutup di batas luar Trendline Divergen. Setelah open position selanjutnya Stop Loss diletakkan beberapa pip pada sisi dalam Trendline sesuai dengan High atau Low Swing sebelumnya. Target profit ini disesuaikan dengan Rasio Risk/Reward dan Money Management yang baik.

Sekilas pola harga melebar tampak mirip dengan pola Triangle. Bedanya, pola Triangle hanya digunakan sebagai sinyal breakout saja. Sedangkan pola Megaphone menunjukkan sinyal breakout dan sinyal reversal. Kemunculan ini juga terbilang langka namun tetap dapat diandalkan selama trader menggunakan Money Management yang baik.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk anda..

Bagaimana Cara Mengatasi Kelemahan Analisis Teknikal?

Bagaimana Cara Mengatasi Kelemahan Analisis Teknikal? – Analisa teknikal menjadi salah satu favorit para trader karena kemudahannya memberikan sinyal untuk entry. Hal ini juga diperkuat dengan adanya fakta bahwa mencari sinyal trading dengan indikator dan pola harga sudah menjadi hal yang lumrah dikalangan para trader. Kendati demikian, semakin sering digunakan maka mulai bermunculan kelemahan yang dimiliki oleh  analisis teknikal ini.

Kelemahan Analisis Teknikal

Jika selama ini anda masih mengalami kerugian walaupun sudah menggunakan analisis teknikal. Mungkin anda perlu mengkaji ulang dimana letak kelemahan dari analisis teknikal ini. Berikut adalah beberapa kelemahan analisis teknikal yang mungkin bisa anda jadikan pertimbangan agar dapat mengurangi kerugian dari analisis teknikal ini.

  • Analisis Teknikal Hanya Menampilkan Data Lampau

Kelemahan analisa teknikal terletak pada fakta bahwa chart hanya menampilkan catatan perubahan harga, baik dalam bentuk candlestick, bar ataupun line chart. Kunci dari kelemahan ini terletak pada catatan perubahan harga yang hanya menyajikan rentang pergerakan harga dari waktu sebelumnya hingga saat ini. Faktanya secanggih dan seakurat papun analisa teknikal, tidak dapat dengan tepat meramalkan kemana arah pergerakan harga selanjutnya. Walaupun telah dibantu oleh indikator sekelas RSI dan Osilator Stochastic resiko sinyal palsu masih memiliki potensi untuk merugikan akun anda.

  • Relatif Subyektif

Kelemahan analisa teknikal berikutnya muncul ketika trader berusaha mencari titik-titik entry yang terbaik dengan beragam strategi yang berbeda pula. Hasilnya, antara satu trader denga  trader lainnya akan berakhir dengan open posisi yang berbeda. Belum lagi kenyataan bahwa pasar tidak selalu bergerak sesuai harapan, meskipun sinyal trader terlihat sangat jelas bagi trader. Intinya, apa yang terlihat sebagai titik entry sempurna pada chart belum tentu akan direspon serupa oleh trader lainnya. Bahkan bisa jadi mereka malah membuka posisi berlawanan.

  • Kondisi Sinyal Trading Sempurna yang Jarang Ditemukan

Ketika belajar memggunakan indikator, kita hanya diajarkan untuk mencari sinyal trading dengan pola yang sepurna. Dapat diibaratkan ketika seseorang belajar mengendarai mobil untuk pertama kalainya, ia harus menunggu saat jalanan sepi dan sepi tanpa gangguan dari para pengguna jalan pada umumnya. Padahal kondisi ini hampir tidak pernah kita temukan dalam kehidupan nyata. Kelemahan ini dapat menjebak trader membuka posisi setiap kali muncul sinyal trader. Padahal masih ada kemungkinan harga bergerak naik melawan prediksi awal.

Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Analisis Teknikal

Jika anda tidak ingin hanya menggota-ganti indikator atau menghabiskan waktu dan uang untuk menemukan holy grail, maka lakukan perbaikan dengan melatih trading sebagai berikut:

  • Aplikasi Money Management

Money Management sangat diperlukan untuk mengontrol alokasi uang setiap posisi. Money Management juga dapat mengatur seberapa besar toleransi resiko seandainya bergerak keluar ekspektasi, hal ini jauh lebih penting daripada anda sering ganti indikator.

  • Gunakan Stop Loss dan Take Profit

Stop loss dan take profit akan memberikan perlindugan tambahan bagi akun anda sebagai peminimalisir kerugian dan mengunci keuntungan. Pengguna Stop Loss dan Take Profit dapat membantu mengatasi kelemahan analisa teknikal terutama jika posisi bergerak tidak sesuai dengan sinyal entri. Stop Loss akan menutup posisi untuk mencegah kerugian lebih besar. Sebaliknya, jika sinyal masih floating maka Take Profit akan mengunci keuntungan pada level harga tertentu sebelum berbalik arah.

  • Diversifikasi Resiko Trading

Alasan utama mengapa trader mulai kehilangan modal saat live trading adakah terlalu antusias membuka posisi saat sinyal muncul juga membuka posisi dengan jumlah lot besar. Padahal semakin besar Lot maka semakin besar resikonya. Trader perlu memiliki berbagai ekuitas pada beberapa pair dengan korelasi negatif.

  • Catatan dan Kembangkan Sistem Trading dengan Bantuan Jurnal Trading

Salah satu alasan mengapa trader dapat menjadi trader profesional adalah karena kedisiplinan dalam menggunakan jurnal trading untuk mencatat setup MM setiap dibuka atau di tutup. Catatan dari jurnal tersebut akan membantu trader profesional mengembangkan setup MM untuk menyesuaiakan kondisi pasar terkini.

  • Kalender Forex

Analisis fundamental memang kurang cocok untuk digunakan oleh trader pemula karena tingkat kesulitan yang tinggi. Namun paling tidak anda telah mencoba menggunakan kelender forex untuk meningkatkan kesadaran pada waktu apa saja forex diprediksi akan mengalami gejolak harga.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda..

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman