Regulasi Dalam Pasar Forex (Bagian 2)

Tentu saja tidak ada jaminan bahwa segala tindakan yang diambil oleh badan regulator seperti FCA di Inggris akan menghasilkan pembayaran atau pengembalian dana. Bahkan jika tindakan disipliner formal diambil dan sanksi diberlakukan hasilnya mungkin akan tetap sama saja.

Banya tindakan yang diambil oleh badan regulator terhadap para broker yang dicover oleh otoritas mereka juga dapat diterapkan pada broker yang tidak diatur. Hal ini berlaku jika mereka berada di dalam situasi yang sama oleh polisi dan lembaga lainnya, hanya saja mandat mereka terbatas dan kemungkinan besar akan dipaksakan untuk meninggalkan investor dengan mengurangi cara dalam perilaku curang.

Regulator forex beroperasi dalam yuridiksi mereka sendiri, namun seringkali bekerja sama dalam mengejar aktivitas yang sama. sebenarnya, di Uni Eropa sendiri sebuah lisensi dari satu negara anggota yang mencakup seluruh benua.

MiFID I dan MiFID II

Selama bertahun-tahun para regulator di seluruh dunia telah mencoba untuk mengatur hal seperti ini. Pasar dalam Direktif Instrumen Keuangan (MiFID) telah dikenalkan di Inggris tahun 2007 silam dan telah menjadi landasan peraturan-peraturan keuangan Eropa sejak saat itu.

Regulasi MiFID saat ini sedang direvisi untuk meningkatkan fungsi pasar keuangan dalam menghadapi krisis keuangan dan memperkuat perlindungan investor. Perubahan saat ini mulai berlaku dari 3 Januari 2017 lalu, meskipun diskusi sedang berlangsung antara Komisi Eropa, Parlemen Eropa dan Dewan Uni Eropa tentang kemungkinan pelaksanaan perubahan ini akan ditunda.

Undang-Undang baru ini dikenal sebagai MiFID II dan mencakup regulasi MiFID yang telah direvisi dan regulasi yang baru yaitu MiFIR (Regulasi Pasar Dalam Instrumen Keuangan).

Bagaimanapun juga, ada kekuatan lain dibalik lobi pasar forex keseluruhan yang ada di bawah aturan yang telah dibuat sebelumnya. Asosiasi Pasar Keuangan di Eropa yang merupakan sebuah badan industri yang telah menentang peraturan ketat dari MiFID II ini. Bahkan mereka telah menerbitkan sebuah makalah yang menekankan bahwa konsekuensi yang tidak diinginkan akan mengakibatka regulasi industri forex berlebihan. Dan ini semua akan mencegah broker dalam melayani para trader dengan nyaman.

Pendekatan Lokal

Saat ini tidak ada pendekatan serupa yang berlaku secara global dalam pasar forex. Regulator industri ini terus bertindak di tingkat lokal dengan setiap broker mengajukan peraturan di lokasi yang dipilih dan beberapa organisasi akan lebih aktif daripada yang lainnya.

Di Jepang sebagai salah satu pasar forex yang paling aktif di dunia, FSA mengatur semua pasar termasuk devisa ritel. FSA proaktif dalam mengatur trading forex ritel dan telah berhasil mengurangi leverage maksimum yang bisa disediakan untuk trader forex ritel dalam beberapa tahun terakhir.

Di Inggris, FCA yang merupakan badan regulator utama dan di sebagian besar benua Eropa, peraturan dalam jumlah yang tidak sedikit dan hanya ada sedikit batasan pada jumlah leverage yang ditawarkan.

CySEC yang merupakan regulator agen keuangan Siprus adalah bagian dari regulasi MiFID Eropa. Tapi telah menarik sejumlah perusahaan luar negeri yang ingin memanfaatkan apa yang dipandang sebagai regulasi ringan dan cara mudah untuk mendapatkan lisensi tanpa harus memenuhi persyaratan ketat yang dipaksakan oleh regulator keuangan Eropa lainnya.

Saat ini, hubungan institusi non regulasi pasar forex terus melanjutkan untuk mengurangi resiko investor ritel yang mencakup volatilitas mata uang yang lebih tinggi dan perbedaan dalam informasi publik yang tersedia.

Meskipun kesulitan dan pengeluaran untuk broker agar bisa berfungsi di bawah wewenang badan regulator, ada banyak broker yang memilih melakukannya dan ini harus dipertimbangkan di atas segalanya. Trader memiliki banyak pilihan broker yang diatur dalam yuridiksi mereka sendiri atau di wilayah lain. Mereka akan menemukan semua fitur yang sama dan lebih banyak lagi dengan broker yang beregulasi ataupun tidak.

Regulasi Dalam Pasar Forex (Bagian 1)

Pasar forex adalah pasar terbesar dan paling likuid di dunia dengan nilai trading harian mencapai $ 5.3 milyar. Trading hari cukup biasa di antara trader forex namun mayoritas investor bergantung pada settingan akun trading dan mengeksekusi trading mereka melalui broker forex.

Ada ratusan broker forex lama dan baru yang terus konsisten membuka pintu untuk publik. Ini menyulitkan trader untuk memilih broker terbaik dan menyisihkan belas kasihan broker ketika menyangkut masalah kejujuran dan transparansi. Meskipun ukurannya sangat besar, regulasi dalam pasar forex itu langka dan tidak ada satupun lembaga atau badan global yang mengawalnya 24 jam.

Tidak ada statistic yang akurat, tapi jumlah pilihan pialang dan biner yang bekerja di bawah otoritas regulator adalah minimal (mungkin 5%) dan ini membuat banyak perusahaan bisa memanfaatkan klien mereka dan terliibat dalam perilaku kasar tanpa konsekuensi.

Resiko Tanpa Regulasi

Bagi trader ritel fofrex, kerugian terbesar karena kurangnya regulasi forex untuk mayoritas broker adalah aktivitas illegal atau penipuan langsung serta kerugian pelarian modal di pasar yang semakin meningkat didominasi oleh aktivitas spekulatif dan institusi besar.

Mengikuti serentetan penipuan terkait mata uang selama periode tahun 2001-2008, CFTC menciptakan suatu satuan tugas khusus untuk mengatasi masalah tersebut dan regulasi forex yang kaku diperkenalkan beberapa tahun setelahnya untuk melindungi para trader forex ritel.

Berdasarkan CEA, CFTC mengambil yuridiksi atas transaksi leverage forex yang ditawarkan ke klien ritel di Amerika Serikat. Undang-undang tersebut  hanya mengizinkan entitas yang diatur untuk bertindak sebagai pihak ketiga dalam transaksi forex dengan pelanggan ritel di A.S. dan mengharuskan semua trader forex online didaftarkan dan memenuhi standar keuangan yang ketat yang diberlakukan oleh NFA.

Pada tingkat institusional, bank yang bertanggung jawab untuk 95% trading harian forex diatur dengan ketat. Federal Reserve AS dan Departemen Keuangan AS sangat memperhatikan regulasi di industri forex dan memantau broker dengan seksama untuk mengetahui manipulasi yang ada.

Mengapa Ada Regulasi Forex?

Mengapa regulasi dalam forex sangat penting? Tujuan regulasi adalah untuk memastikan perilaku bisnis yang adil dan etis. Berdasarkan kontrak regulasi saat ini, semua broker valas, bank  investasi dan penjual sinyal diminta beroperasi dalam peraturan dan standar ketat yang telah ditetapkan oleh regulator forex, atau aktivitas mereka nantinya dapat dianggap melanggar hukum.

Badan-badan ini harus didaftarkan dan dilisensikan di negara tempat operasi untuk memastikan standar pengendalian mutu terpenuhi. Mereka yang dimaksud ada;ah rumah broker yang menjalani audit, review dan evaluasi berkala yang memaksa mereka untuk mempertahankan standar industri.

Selain itu, broker forex yang diatur harus menyimpan dana dalam jumlah yang cukup agar bisa mengeksekusi dan menyelesaikan kontrak valuta asing yang diakhiri oleh klien dan juga mengembalikan dana klien jika mereka bangkrut.

Jika badan pengawas menemukan broker yang melanggar pedoman maka ini dapat menggunakan berbagai kekuatan penegakan hukum (kriminal, perdata dana peraturan) untuk melindungi konsumen dan mengambil tindakan terhadap perusahaan atau individu yang tidak memenuhi standar.

Ini dapat mempublikasikan pemeberitahuan yang penting untuk memastikan transparansi keputusan yang dibuat oleh otoritas dan menginformasikan kepada masyarakat, sehingga memaksimalkan efek jera tindakan penegakan hukum. Beberapa regulator mengeluarkan peringatan terhadap perusahaan dan individu jasa keuangan yang berada di luar negeri atau pun di wilayah lokal.

Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya tentang regulasi dalam pasar forex..

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman