Ketika Ketakutan dan Keserakahan Mengambil Alih Dalam Pasar Keuangan

Ada pepatah terkenal di Wall Street yaitu pasar didorong oleh dua emosi yaitu ketakutan dan keserakahan. Meski terlihat sederhana namun hal ini seringkali menjadi kenyataan. Mengalah kepada kedua emosi ini dapat memiliki efek mendalam dan merugikan untuk portofolio investor atau trader dan pasar saham atau valas.  Dalam dunia investasi, kita sering mendengar  tentang penjajaran antara nilai investasi dan pertumbuhan investasi. Dua strategi ini merupakan dasar untuk membangun strategi investasi pribadi. Penting untuk memahami pengaruh ketakutan dan keserakahan di pasar keuangan.

Pengaruh Keserakahan

Investor seringkali kedapatan memiliki keserakahan. Lebih dari itu, kebanyakan dari kita memiliki keingina untuk memperoleh kekayaan sebanyak mungkin dalam waktu yang singkat. Booming internet di akhir tahun 90-an adalah contoh sempurna dari kasus ini. Ketika itu terlihat bahwa semua penasihat melakukan pancingan sederhana  dalam segala jenis investasi dengan sebuah “.com”. Aktivitas membeli dalam internet yang berkaitan dengan valas atau saham membuat banyak pihak mencapai puncak dengan cepat. Inilah yang menyebabkan investor menjadi serakah dan memicu efek yang buruk hingga terciptalah bubble.

Mentalitas untuk kaya dengan cepat membuat siapapun sulit untuk mempertahankan keuntungan dan menjaga rencana investasi yang ketat dalam jangka panjang. Saat kondisi pasar memburuk, sangatlah penting untuk menjaga keadaan agar tetap stabil dan mengikuti rencana yang telah dibuat.

Pelajaran dari “The Oracle of Omaha”

Warren Buffet adalah contoh investor yang sukses karena tetap berpegang pada strateginya dan menghasilkan keuntungan berlipat. Buffet berhasil membuktikan bahwa mengacu pada planning bisa membuat jalan sukses Anda semakin terang. Awalnya mungkin dia mendapat kritikan tajam karena menolak berinvestasi pada saham teknologi yang sedang melambung. Namun saat bubble terjadi kritik padanya menghilang. Buffet berhasil membuat dirinya terikat dengan rencana jangka panjang. Dengan menghindari emosi pasar yang saat itu dominan yaitu serakah maka dia berhasil menghindari kerugian yang telah mengintai.

Pengaruh Ketakutan

Sebagaimana pasar dapat dipenuhi dengan keserakahan, ketakutan juga bisa saja masuk. Ketika saham atau valas menderita kerugian besar untuk periode tertentu, keseluruhan pasar dapat menjadi lebih menakutkan akan fakta kerugian lanjutan yang mungkin diderita. Namun perlu Anda ingat bahwa ketakutan berlebih dapat berharga sebesar keserakahan yang berlebih juga.

Sama halnya dengan keserakahan, ketakutan yang muncul bisa membuat para investor atau trader cepat mengalihkan modal mereka ke saham atau valas dengan resiko lebih rendah. Eksodus besar-besaran ini tentu mengabaikan rencana investasi jangka panjang yang berdasarpada fundamental.. investor dan trader rama-ramai angkat kaki hanya karena takut dan berlari didepan kejaran kerugian yang menghantui.

Pentingnya Tingkat Kenyamanan

Semua pembicaraan tentang ketakutan dan keserakahan ini berkaitan langsung dengan volatilitas yang melekat pada pasar valas dan saham. Ketika seorang trader atau investor kehilangan tingkat kenyamanannya karena kerugian atau ketidakstabilan pasar, maka semua menjadi rentan terhadap kedua emosi ini. dan akhhirnya orang-orang akan membayar mahal atas keputusan mereka.

Anda boleh takut atau memiliki keinginan besar namun usahakanlah untuk tetap berpegang teguh pada dasar-dasar investasi. Anda juga harus ingat bahwa ada garis tipis antara mengendalikan emosi dengan menjadi keras kepala. Evaluasi kembali strategi dan sistem yang Anda miliki setelah kegagalan yang menimpa akan membuat Anda kembali pada satu titik di mana Anda dapat menjadi orang yang fleksibel dan dapat berpikir secara jernih. Rasionallah setiap kali mengambil keputusan, karena keputusan yang Anda ambil hari ini bisa berdampak untuk masa depan Anda.

Speak Your Mind

*

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman