Mengambil Keuntungan Dari Melemahnya Dolar A.S.

Antara tahun 2003 dan 2008, nilai dolar A.S. jatuh jika dibandingkan terhadap mayoritas mata uang utama. Penurunan akselerasi selama tahun 2007 dan 2008 , berdampak pada investasi domestik dan internasional. Dampak dari jatuh atau naiknya dolar A.S. dalam investasi sangatlah banyak. Yang paling terlihat adalah investor harus memahami bahwa efek ini berdampak pada laporan keuangan.

Efek-efek ini tentu membuat investor harus berhati-hati dalam menentukan langkah bisnisnya dan bagaimana mereka harus mengalokasikan dana investasinya. Sesuai dengan judul artikel ini, mari kita lihat bagaimana cara untuk berinvestasi saat dolar A.S. melemah.

Negara Asal

Di A.S., Dewan Standar Akuntansi Keuangan atau FASB adalah badan pengatur yang mengamanatkan bagaimana perusahaan memperhitungkan operasi bisnis atas laporan keuangan. FASB telah menetapkan bahwa mata uang utama di mana setiap entitas melakukan bisnisnya disebut sebagai “mata uang fungsional”. Namun mata uang fungsional ini mungkin berbeda dari mata uang pelaporan. Perbedaan ini bisa mengakibatkan kerugian ataupun keuntungan.

Jika dolar A.S. jatuh, maka apa yang akan terjadi di Amerika? Jika Anda berinvestasi di perusahaan yang melakukan sebagian besar bisnisnya di Amerika dan berdomisili di Amerika maka mata uang fungsional dan pelaporan akan menjadi dolar A.S.. sedangkan jika perusahaan memiliki anak perusahaan di Eropa, maka mata uang fungsionalnya akan menjadi euro.

Jadi jika perusahaan mengkonversikan hasil anak perusahaan ke mata uang pelaporan (dolar A.S.) maka nilai tukar dolar/euro harus digunakan. Saat dolar jatuh maka konersi dari euro ke dolar ini akan menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi untuk perusahaan.

Mengapa Geografi Penting?

Memahami perlakuan akuntansi bagi anak perusahaan asing adalah langkah awal untuk menentukan bagaimana memanfaatkan pergerakan mata uang. Langkah selanjutnya adalah menangkap arbitrase antara tempat barang dijual dan barang dibuat. Karena Amerika telah bergerak menuju ekonomi jasa dan menjauhi ekonomi manufaktur maka negara-negara penyedia layanan murah telah berhasil menangkap dolar manufaktur tersebut.

Perusahaan Amerika mengambil ini dan mulai melakukan outsourching sebagian besar manufaktur mereka dan bahkan beberapa pekerjaan layanan ke negara penyedia dengan biaya rendah untuk mengeksploitasi biaya murah dan meningkatkan margin. Selama dolar menguat, barang yang dihasilkan dengan mekanisme ini akan murah dan bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi ke luar negeri untuk menghasilkan margin yang cukup.

Lalu bagaimana saat dolar jatuh? Menghemat dolar A.S. dan menerima pemasukan dalam mata uang yang kuat atau dengan kata lain mengekspor adalah jalan yang lebih baik untuk perusahaan A.S..

Mengambil Keuntungan dari Jatuhnya Dolar

Mengambil keuntungan pergerakan mata uang dalam jangka pendek dapat dilakukan semudah melakukan investasi dalam mata uang yang Anda yakini akan menunjukkan kekuatan besar terhadap dolar A.S.. Selama jangka waktu investasi Anda, Anda bisa berinvestasi langsung dalam mata uang, atau ETFs.

Sebagai investor non-AS membeli asset di AS khususnya asset berwujud seperti real estate akan sangat murah saat dolar jatuh. Pada akhirnya investor dapat memperoleh keuntungan dari turunnya dolar AS melalui pembelian komoditas atau perusahaan yang mendukung eksplorasi komoditas, produksi dan transportasi.

Untuk memprediksi lamanya depresiasi dolar akan sangat sulit karena banyak faktor yang berkolaborasi untuk mempengaruhi nilai mata uang. Namun, pengetahuan tentang perubahan nilai mata uang terhadap investasi akan memberi Anda kesempatan untuk mendapat keuntungan  baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Harga Komoditi dan Pergerakan Mata Uang

Memprediksi langkah selanjutnya di pasar adalah kunci untuk menghasilkan uang dalam perdagangan. Namun menerapkan konsep sederhana ini ke dalam tindakan jauh lebih sulit dibandingkan dengan apa yang didengar. Trader forex profesional telah lama tahu bahwa trading mata uang memerlukan banyak faktor pendukung di luar dunia forex itu sendiri. Faktanya mata uang tergerak oleh banyak faktor – penawaran dan permintaan, politik, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi dan masih banyak lagi.

Lebih spesifiknya karena pertumbuhan ekonomi dan ekspor berhubungan langsung dengan industri dalam negeri sebuah negara maka wajar jika beberapa mata uang berkorelasi dengan harga komoditas. Tiga mata uang teratas yang memiliki korelasi paling kuat dengan komoditas adalah dolar Kanada, dolar Australia dan dolar Selandia Baru. Sedangkan mata uang lain yang juga terkena dampak harga komoditas meski memiliki korelaasi lemah adalah franc Swiss dan yen Jepang. Mengetahui tentang mata uang yang berkorelasi dengan komoditas akan membantu trader memahami dan memprediksi pergerakan pasar tertentu.

Minyak dan Dolar Kanada

Selama beberapa tahun terakhir, harga komoditas berfluktuasi secara signifikan. Dengan banyak negara yang mengalami resesi maka tren harga komoditas dapat berarti perbedaan antara penurunan yang lebih dalam dan pemulihan yang lebih cepat. Mengetahui mata uang mana yang terpengaruh oleh komoditas tertentu akan membantu Anda lebih baik dalam mengambil keputusan.

Minyak adalah salah satu kebutuhan mendasar setiap negara hingga saat ini, bahkan mayoritas masyarakat di negara maju tidak bisa hidup tanpanya. Ironisnya penurunan harga minyak akan menjadi mimpi buruk bagi produsen dan menjadi surga bagi para konsumen. Naik turunnya harga minyak dapat disebabkan oleh banyak alasan seperti melemahnya permintaan global dan juga menguat atau melemahnya dolar. Seperti dua sisi mata uang, saat harga minyak melonjak Kanada sebagai eksportir minyak terbesar akan sangat diuntungkan dan sebaliknya Jepang sebagai importir terbesar akan mengalami mimpi buruk.

Dari hari ke hari korelasi antara mata uang Kanada dan minyak bisa turun, namun untuk jangka waktu panjang korelasi akan menguat karena nilai dolar Kanada punya alasan yang bagus untuk peka dengan harga minyak. Kanada adalah jajaran negara produsen miinyak terbesar di dunia. Bahkan Kanada memiliki cadangan minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi. Kedekatan geografis antara Kanada dan Amerika Serika serta ketidakpastian politik di Timur Tengah menjadi alasan utama kenapa Amerika lebih memilih mengimpor minyak dari Kanada.

Minyak dan Ekonomi Jepang

Di sisi lain, ada Jepang yang merupakan negara pengimpor minyak dengan volume yang sangat besar. Jepang menjadi negara pengimpor karena memang kurangnya sumber energi di negeri sakura tersebut. Hal inilah yang menyebabkan Jepang sangat sensitif terhadap perubahan harga minyak. Selain itu Jepang juga tidak memiliki fleksibilitas untuk beralih ke tenaga nuklir karena mereka masih menjadi pengimpor uranium yang menjadi pembangkit listrik tenaga nuklirnya. Kebutuhan yang sangat besar akan minyak membuat Jepang begitu menderita saat harga minyak melonjak.

Mengejar Emas

Trader emas mungkin juga akan terkejut mendengar bahwa trading dolar Australia sama saja dengan trading emas. Sebagai negara penghasil emas terbesar ketiga, dolar Australia memiliki korelasi positif yang cukup tinggi dengan harga logam mulia ini. secara umum, jika harga emas naik maka dolar Australia juga akan naik. Kedekatan geografis dan budaya antara Australia dan Selandia Baru membuat Australia menjadikannya tujuan utama untuk mengekspor barang. Oleh karena itulah kondisi ekonomi Selandia Baru sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi Australia.

Jadi jika Anda menggunakan harga komoditas dalam trading Anda maka selalu perhatikanlah pergerakan di pasar minyak atau emas. Tidak ada salahnya untuk lebih mengetahui tentang harga komoditas dan bagaimana mereka mengendalikan pergerakan mata uang.

Cara Berinvestasi Dalam Mata Uang

Pasar forex adalah pasar di mana mata uang diperdagangkan selama 24 jam dalam sehari. Ini adalah sebuah mekanisme untuk merubah satu mata uuang ke dalam mata uang lainnya seperti korporasi multinasional yang melakukan bisnis di berbagai negara. Bagaimanapun, pasar juga ditempati oleh para trader yang bertaruh pada pergerakan mata uang relatif terhadap satu sama lainnya.

Pasar forex beroperasi antar individu yang diwakili oleh broker, antara broker dan bank, serta antara bank. Trader mata uang tidak terikat oleh batas margin yang diberlakukan oleh Komisi Sekuritas dan Pertukaran Mata Uang (SEC) pada trader sekuritas. Ini menawarkan potensi leverage yang luar biasa dan kemungkinan keuntungan atau kerugian yang signifikan.

Nah sebagai informasi, berikut ini adalah beberapa cara bagi investor ritel untuk berpartisipasi di pasar mata uang

Akun Trading Standar

Anda bisa membuka akun dengan broker forex dan trading mata uang dari seluruh dunia. Ada beberapa perbedaan dalam bagaimana pasar trading forex beroperasi dibandingkan dengan bursa saham di Amerika Serikat:

  • Mata uang yang ditradingkan berpasangan – Anda akan mempertaruhkan dengan posisi satu mata uang lebih tinggi dibandingkan mata uang yang satunya.
  • Tidak ada pertukaran mata uang yang diatur dan tidak ada pusat kliring untuk trading .
  • Tidak aturan ketat untuk mengambil posisi pendek.
  • Tidak ada batas atas dalam ukuran posisi Anda
  • Broker mata uang biasanya mendapatkan uang dari permintaan-penawaran spread dibandingkan dengan membebankan komisi.

Akun CD dan Tabungan

EverBank menawarkan sertifikat deposito WorldCurrency (CD) yang mendapatkan bunga dengan tarif lokal di negara tertentu. Dan sekelompok CD akan mencakup gabungan berbagai mata uang. Ia juga menawarkan akun mata uang asing yang berfungsi seperti akun pasar uang dan memungkinkan untuk melakukan transfer uang antar mata uang utama.

CD tunduk pada fluktuasi nilai tukar namun ia memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi daripada CD dalam denominasi dolar. Saat CD jatuh tempo maka Anda akan mendapatkan kembali lebih sedikit dolar daripada jumlah yang Anda investasikan, hal ini berlaku jika dolar menguat dibandingkan dengan mata uang asing. Asuransi FDIC melindungi Anda dari kebangkrutan bank tapi tidak dari resiko mata uang.

Obligasi Luar Negeri

Ada reksa dana yang berinvestasi pada obligasi pemerintah luar negeri yang memperoleh bunga dalam mata uang asing. Jika mata uang asing naik nilainya terhadap mata uang lokal Anda, maka kenaikan bunga yang diterima akan meningkat bila dikonversi kembali ke mata uang lokal.

Perusahaan Multinasional

Banyak pemegang saham secara tidak langsung berpartisipasi dalam pasar mata uang asing melalui kepemilikan di perusahaan yang melakukan bisnis di luar negeri. Beberapa perusahaan yang dikenal dengan eksposur luar negeri adalah Coca-Cola, McDonald dan Wallmart.

Pendapatan dan kentungan yang diperoleh dari operasi luar negeri akan meningkat jika mata uang asing menguat terhadap dolar. Hal ini karena pendapatan tersebut dikonversikan kembali menjadi dolar yang bertujuan untuk pelaporan keuangan. Sebagai gantinya mata uang asing yang lebih kuat akan menghasilkan lebih banyak dolar.

Sama halnya dengan investasi di bidang lain, investasi dalam mata uang meliibatkan resiko khususnya saat ekonomi bergejolak. Mata uang dipengaruhi oleh peristiwa dunia sepanjang waktu dan koneksi internet serta nirkabel akan memberikan akses instan kepada investor kecil sekalipun. Mata uang memberikan beberapa ukuran diversifikasi bagi orang-orang yang berinvestasi khususnya di sekuritas A.S..

Kenapa Negara Mendevaluasi Mata Uangnya?

Setiap negara di dunia ini memiliki banyak alasan yang mendasari setiap kebijakan yang diambil. Mulai dari kebijakan dalam keamanan hingga ekonomi. Salah satu kebijakan yang disoroti adalah mendevaluasi mata uang. Salah satu negara yang sering dikaitkan dengan devaluasi mata uang adalah China. Namun lagi-lagi China menyangkal tentang mendevaluasi Yuan.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia China tetap menyangkal tuduhan bahwa mereka mendevaluasi Yuan karena ingin menguntungkan perekonomian China. Tuduhan-tuduhan ini disampaikan oleh Donald Trump.

Hal ironic nya adalah bertahun-tahun pemerintahan Amerika Serikat telah menekan China untuk mendevaluasi Yuan, mereka berargumen bahwa ini akan memberikan mereka keuntungan yang tidak adil dalam perdagangan internasional dan menjaga harga mereka untuk modal dan tenaga kerja yang lebih murah. sekarang China bertindak cepat untuk mendevaluasi mata uang mereka. China dituduh membawa ketidaktentuan global di pasar.

Sejak saat mata uang dunia mengabaikan standar emas dan mengizinkan tarif pertukaran untuk ditentukan secara bebas satu sama lainnya. Namun ada banyak devaluasi mata uang yang tidak hanya melukai masyarakat negara itu sendiri tapi juga menyebar ke seluruh dunia. Lalu apa sih yang menjadi alasan sebuah negara mendevaluasi mata uangnya?

Untuk Meningkatkan Ekspor

Di pasar dunia, barang-barang dari satu negara harus bersaing dengan barang dari negara lainnya. produsen mobil di Amerika akan bersaing dengan produsen mobil di Eropa dan Jepang. Jika nilai euro menurun melawan dolar maka harga mobil yang dijual oleh produsen Eropa di Amerika dalam dolar akan sedikit lebih murah daripada sebelumnya. Dengan kata lain, mata uang yang lebih bernnilai akan membuat ekspor lebih mahal untuk dibeli di pasar asing.

Dengan kata lain, eksporter menjadi lebih kompetitif di pasar global. Ekspor akan meningkat dan sebaliknya impor akan menurun. Alasan nya karena permintan untuk barang-barang ekspor suatu negara meningkat di seluruh dunia maka harga akan naik, ini adalah efek normal dari devaluasi.

Untuk Menurunkan Defisit Perdagangan dan Menurunkan Beban Hutang

Ekspor akan meningkat dan impor akan menurun karena ekspor menjadi lebih murah dan impor menjadi lebih mahal. Hal ini membuat perubahan keseimbangan dari pembayaran karena ekspor meningkat dan impor menurun sehingga menurunkan deficit perdagangan. Teori ekonomi bagaimanapun menyatakan bahwa deficit yang terus berjalan tidak sustainable dalam jangka panjang dan dapat mendorong menuju tingkat hutang yang berbahaya. Mendevaluasi mata uang negara dapat membantu mengkoreksi keseimbangan pembayaran dan mengurangi deficit ini.

Bagaimanapun devaluasi juga meningkatkan beban hutan dari denominasi hutang luar negeri ketika dihargai dalam mata uang lokal. Ini adalah masalah besar untuk negara berkembang seperti india atau argentina yang menanggung banyak hutan denominasi dolar dan euro. Hutan-hutang luar negeri ini menjadi lebih sulit untuk diselesaikan. Pemerintah mungkin diinsentifkan untuk menyemangati kebijakan mata uang lemah jika pemerintah menerbitkan hutagn untuk pelayanan dalam basis regular. Jika pembayaran hutang sudah fix maka mata uang yang lebih lemah membuat pembayaran ini lebih murah.

Ringkasan

Devaluasi mata uang dapat digunakan ileh negara yang ingin meraih kebijakan ekonomi. Memiliki mata uang yang lebih lemah dapat membantu meningkatkan ekspor. Menurunkan deficit perdagangan dan mengurangi biaya pembayaran bunga pada hutang pemerintah. Bagaimanapun ada beberapa efek negatif dari devaluasi. Devaluasi membuat ketidakpastian dalam pasar global yang dapat menyebabkan asset pasar jatuh. Jadi kesimpulannya devaluasi mata uang bisa sangat berbahaya disamping beberapa sisi baik yang bisa diperoleh suatu negara.

Kenapa Euro Gagal Menjadi Mata Uang Cadangan Dunia? (Bagian 2)

Berikut ini adalah alasan-alasan lain setelah masalah likuiditas dan stabilitas Uni Eropa yang menjadi penyebab kegagalan euro dalam menggeser dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Yuk simak ulasan lanjutannya di sini..

Krisis Ekonomi Tahun 2008

Sejak diperkenalkan pada tahun 1999 sampai krisis keuangan 2008, euro mengikuti lintasan menanjak yang stabil terhadap dolar AS dengan nilai tukar EUR/USD naik sampai di bawah $ 1.60. Namun krisis keuangan yang terjadi di tahun 2008 merusak kenaikan euro terhadap dolar AS dalam sekejap mata. Euro telah mengalami penurunan yang stabil terhadap dolar AS sejak saat itu. Euro kehilangan sepertiga dari nilai tukar di mana pada tahun 2015 telah jatuh signifikan hingga di atas $ 1.10.

Mayoritas analis pasar mata uang memproyeksikan penurunan euro lebih lanjut ke nilai nominal dengan dolar AS. Beberapa analis juga memprediksi euro dan Uni Eropa pada akhirnya akan jatuh, runtuh dan dibubarkan.

Tingkat keparahan krisis keuangan global yang berlaku menguatkan dolar AS, karena pentingnya mempertahankan nilai dolar dipandang penting untuk menghindari krisis keuangan global yang lebih parah. Singkat cerita, ketidakstabilan dan ketidakpastian ekonomi secara besar-besaran dipandang sebagai lingkungan yang tidak tepat untuk membuat perubahan mendasar dalam cadanagn devisa yang ada di dunia.

Untuk membendung jatuh bebasnya keuangan global, Amerika Serikat harus mampu menjual triliunan dolar AS senilai dengan hutang AS. Hal ini tidak akan mungkin terjadi jika dolar AS kehilangan posisinya sebagai mata uang cadangan dunia.

Krisis Utang Eropa

Keterpurukan euro diperparah dengan krisis utang Eropa yang dianggap sebagai krisis utang tahun 2011-2012 oleh beberapa analis dan beberapa karakteristiknya masih berlanjut. Krisis ini semakin membuka kelemahan Uni Eropa sebagai sebuah ekonomi dan juga meningkatkan permusuhan antara anggota Uni Eropa yang lebih makmur seperti Jerman dan negara-negara seperti Yunani dan Spanyol yang ekonominya memburuk serta terus menerus menyeret ekonomi Eropa secara keseluruhan.

Kebangkitan China dan Yuan

Abad ke-21 yang merdu meningkatkan ekonomi China yang telah melampaui Amerika Serikat sebagai ekonomi terbesar di dunia berhasil memberikan efek negatof pada euro untuk mencapai kondisi yang lebih substansial sebagai mata uang cadangan dunia. Ketajaman peningkatan China dalam ekonomi dunia disertai oleh dorongan untuk mata uangnya dalam menggantikan dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia.

Yuan semakin banyak digunakan dalam perdagangan internasional dan mencari investasi internasional. China menekan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memberikan status Hak Penarikan Spesial (SDR) sesuai dengan mata uang cadangan yang diakui.

China telah membentuk lebih dari selusin bank kliring Yuan di seluruh dunia. Hubungan antara pasar saham Hong Kong dan Shanghai telah dipupuk untuk merangsang perkembangan pasar modal lebih lanjut di China. China telah menandatangani perjanjian pertukaran mata uang dengan sejumlah bank sentral mitra dagang utamanya termasuk Bank of England dan Bank of Canada sehingga mengurangi euro dan dolar AS sebagai mata uang cadangan.

Yuan adalah mata uang kedua yang paling banyak digunakan dalam pembiayaan perdagangan, setelah dolar AS. Dan China bersama Jepang adalah salah satu pemegang cadangan devisa terbesar di dunia. Oleh karena itu mata uangnya memiliki dampak besar pada mata uang yang dianggap sah sebagai mata uang cadangan dunia. Untuk saat ini dan mungkin di masa depan, preferensi China adalah untuk mata uangnya sendiri atas euro dan dolar AS.

Kenapa Euro Gagal Menjadi Mata Uang Cadangan Dunia? (Bagian 1)

Saat Euro memulai debutnya di panggung keuangan dunia, banyak analis ekonomi yang memujinya dan dengan optimis menebak bahwa Euro akan menjadi mata uang cadangan dunia berikutnya. Prediksi ini sejatinya cukup masuk akal karena berdasarkan gagasan bahwa kekuatan finansial gabungan hampir seluruh Eropa Barat mungkin merupakan kekuatan ekonomi yang cukup kuat untuk menjatuhkan dolar AS dari posisinya saat ini sebagai mata uang cadangan dunia.

Pada dasarny Euro cukup cepat menjadi mata uang kedua yang paling penting di dunia, namun pada tahun 2015 lalu terbukti Euro telah gagal untuk menggantikan dolar AS di posisi puncak. Apa yang terjadi? Dan kenapa Euro bisa gagal dalam menggulingkan dolar AS? Faktanya ada beberapa alasan yang mendasari kegagalan Euro untuk menjadi mata uang cadangan dunia. Alasan-alasan ini termasuk termasuk likuiditas, stabilitas keuangan Uni Eropa, masalah hutang Uni Eropa, krisis keuangan tahun 2008 hingga kenaikan pesat dari Yuan China.

Syarat Menjadi Mata Uang Cadangan yang Baik

Bagi sebuah mata uang yang ingin menjadi mata uang cadangan primer tidaklah semudah membalik telapak tangan. Mata uang yang ingin meraih predikat ini haruslah memenuhi sejumlah persyaratan yang tidak bisa dhindari. Pertama, sebuah mata uang yang ingin menjadi mata uang cadangan dunia harus menjadi mata uang yang dianggap signifikan dan cukup solid untuk digunakan secara luas dalam perdagangan internasional dan transaksi keungan di negara penerbitnya.

Kedua, mata uang tersebut harus didukung oleh ekonomi dan pemerintahan yang besar di mana investor internasional memiliki kepercayaan diri dalam menggunakannya. Ketiga dan terakhir, mata uang tersebut harus dianggap memiliki nilai tukar yag relatif stabil hingga titik bank sentral merasa nyaman mengakumulasi dan memegang mata uang dalam jumlah besar. Ketiga syarat utama ini harus dipenuhi secara keseluruhan agar sebuah mata uang bisa naik peringkat menjadi mata uang cadangan dunia.

Masalah Likuiditas

Jumlah total Euro yang beredar dibatasi oleh kebijakan uang kers oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan terus melakukan perlawanan oleh beberapa negara terhadap standar modal ECB dan pengawasan keuangan oleh Komisi Eropa. Dengan kata lain, anggota utama Uni-Eropa seperti Inggris dan Jerman enggan menyerahkan kontrol keuangan yang berdaulat pada ECB. Selama negara-negara anggota utama Uni-Eropa ini berhenti sepenuhnya dalam merangkul Euro, maka hal ini akan menghambat ketergantungan dunia terhadap mata uangnya.

Tambahkan deflasi serius di bagian zona Euro dan fakta sederhana adalah tidak ada jumlah Euro yang cukup dalam sirkulasi di seluruh dunia untuk itu, murni dari sudut pandang praktis digunakan sebagai mata uang perdagangan dan transaksi keuangan utama di dunia.

Stabilitas Uni-Eropa

Terkait dengan masalah pertama yang dijelaskan di atas adalah masalah kedua yaitu stabilitas ekonomi Uni-Eropa secara keseluruhan. Krisis utang Uni-Eropa terus berlanjut. Deflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah berkontribusi untuk terus memperburuk rasio utang terhadap PDB dari banyak negara Uni-Eropa.

Masalahnya meluas dari titik terburuk yaitu Yunani hingga titik terbaik yaitu Jerman yang tetap menjadi ekonomi Uni Eropa terkuat nmun tetap melihat tingkat pertumbuhan ekonomi yang melemah. Sistem perbankan Eropa tetap berada di bawah tekanan yang tak ada hentinya dengan banyak bank yang masih kurang terstruktur dengan serius.

Bagaimana menurut Anda? Benarkan Euro telah gagal menjadi mata uang cadangan dunia? Untuk pembahasan lebih lanjut, jangan lupa simak di artikel selanjutnya.

Mengapa Dolar AS Dapat Diterima Di Bermuda?

Apakah Anda pernah mendengar Pulau Bermuda? Tahukah Anda bahwa di pulau ini dolar AS diterima sebagai alat pembayaran? Meskipun Pulau Bermuda memiliki mata uang resmi yaitu dolar Bermuda, namun dolar AS juga digunakan sebagai alat pembayaran di sini. Bahkan faktanya, dolar AS lebih banyak digunakan di Pulau Bermuda jika dibandingkan dengan mata uang resmi mereka. Terdengar sedikit aneh, namun memang kehadiran perusahaan-perusahaan multinasional yang signifikan di Pulau Bermuda menjadi alasan utama dolar AS lebih banyak digunakan di tempat ini.

Fakta ini juga menguntungkan masyarakat AS sendiri yang akan berlibur ke Pulau Bermuda, mereka tidak perlu menukar mata uang untuk bisa berlibur di Pulau Bermuda. Dolar AS diterima secara bebas oleh hotel, restoran, toko ritel dan pedagang-pedagang kecil lainnya di pulau ini. Selain itu dolar AS juga digunakan untuk transaksi pribadi di antara warga Bermuda. Lebih dari itu, setiap organisasi, perusahaan ataupun individual di Pulau Bermuda bisa memilih untuk membuat rekening bank dalam mata uang dolar AS.

Jadi untuk Anda yang bukan berasal dari Amerika Serikat dan ingin berlibur ke Pulau Bermuda, maka Anda tidak perlu menukar mata uang lokal negara Anda dengan mata uang Pulau Bermuda. Anda cukup membawa dolar AS mengingat mata uang ini digunakan secara bebas di sini.

Alasan Umum Dolar AS Diterima Di Bermuda

Alasan penerimaan dolar AS di Pulau Bermuda pada dasarnya sama dengan alasan dolar AS diterima di negara lain di seluruh di dunia. Penerimaan dolar AS di seluruh dunia memiliki tiga tingkatan utama yaitu sebagai berikut:

  • Dolarisasi Resmi. Untuk kategori penerimaan yang paling tinggi adalah dolarisasi AS resmi di mana tidak ada mata uang asli dan dolar AS adalah satu-satunya mata uang yang diterima secara resmi. Negara-negara yang masuk ke kategori ini adalah Panama dan Ekuador.
  • Semi-dolarisasi. Kategori kedua ini di mana sebuah negara menggunakan dolar AS dan mata uangnya sendiri sebagai tender legal di negara ini. Pulau Bermuda masuk ke dalam kategori kedua ini.
  • Dolarisasi Tidak Resmi. Sedangkan tingkat paling rendah dalam penerimaan dolar AS atau kategori ketiga adalah dolarisasi tidak resmi yang secara umum terjadi di sebagian besar negara di seluruh dunia. Kategori ini berlaku karena dolar AS tidak ditetapkan sebagai tender legal sehingga tidak diteriima secara umum di tempat-tempat bisnis. Biasanya penerimaan dolar AS di kategori ini hanya diterima dalam transaksi pribadi warga negara tersebut.

Penerimaan dolar AS secara umum terjadi karena mata uang ini telah diakui sebagai mata uang cadangan utama dunia sejak akhhir PD II. Dolar AS yang sepanjang sejarah tidak pernah didevaluasi atau tidak berlaku juga dianggap sebagai mata uang yang paling stabil di dunia. Selain itu, dolar AS juga digunakan secara luas dalam perdagangan internasional.

Alasan Khusus Penerimaan Dolar AS di Bermuda

Selain alasan umum, ada juga alasan khusus kenapa dolar AS diterima di Bermuda. Mata uang Bermuda yaitu dolar Bermuda pada umumnya hanya diterima terbatas di kepulauan kecil dan tidak memiliki penerimaan umum di berbagai negara di seluruh dunia. Faktor pendukung lain untuk penerimaan dolar AS di Bermuda adalah kenyataan bahwa Amerika Serikat hanya berjarak 500 mil dari Pulau Bermuda dan menjadi negara yang paling dekat dengan pulau ini.

Fakta ini membuat AS menjadi mitra dagang utama dan sumber bisnis pariwisata di Pulau Bermuda. Amerika Serikat menyumbang sekitar 75% dari total impor, pengunjung dan perdagangan di Pulau Bermuda. Singkatnya, karena hubungan moneter yang dalam dan dekat dengan Amerika Serikat menggunakan dolar AS secara bergantian dengan dolar Bermuda untuk sebagian besar membuat transaksi moneter warga dan bisnisnya lebih mudah dilakukan.

Apa yang Menyebabkan Krisis Mata Uang? (Bagian 2)

Kembali lagi dengan ulasan tentang penyebab krisis mata uang,u ntuk memprediksi tentang kapan suatu negara akan mengalami krisis mata uang akan melibatkan banyak variabel kompleks. Namun Anda perlu tahu bahwa ada beberapa faktor umum yang terhubung dengan krisis ini yaitu:

  • Negara-negara yng dipinjami dengan banyak (defisit akun saat ini)
  • Nilai mata uang meningkat dengan cepat
  • Ketidakpastian atas tindakan pemerintah yang membuat investor resah

Nah untuk memperjelas pembahasan ini, berikut akan diulas mengenai beberapa krisis yang telah terjadi sebelumnya:

Krisis Amerika Latin Tahun 1994

Pada tanggal 20 Desember 1994, peso Meksiko didevaluasi. Perlu Anda tahu bahwa perekonomian Meksiko telah meningkat pesat sejak tahun 1982, saat itulah pengalaman terakhir mereka mengalami pergolakan dan tingkat suku bunga pada sekuritas Meksiko berada di tingkat positif.

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap krisis selanjutnya adalah sebagai berikut:

  • Reformasi ekonomi dari akhir tahun 80-an yang dirancang untuk membatasi inflasi negara merajalela dan mulai retak saat ekonomi melemah.
  • Pembunuhan calon presiden Meksiko pada bulan Maret 1994 memicu kekhawatiran akan adanya aksi jual mata uang.
  • Bank sentral mengestimasikan memiliki cadangan devisa sebanyak $28 milyar untuk menjaga kestabilan peso ternyata dalam waktu kurang dari setahun menghilang.
  • Bank sental mulai mengubah hutang jangka pendek dalam mata uang peso menjadi obligasi berdenominasi dolar. Konversi ini menghasilkan penurunan cadangan devisa dan kenaikan hutang.

Ketika akhirnya pemerintah memutuskan untuk mendevaluasi mata uang peso pada Desember, tahun 1994, itu membuat kesalahan besar. Itu tidak mendevaluasi mata uang dengan jumlah yang cukup besar, yang menunjukkan bahwa mereka masih menyusun kebijakan dan tidak mau mengambil langkah-langkah menyakitkan yang diperlukan.

Hal ini menyebabkan investor asing mendorong turun nilai tukar peso secara drastis yang pada akhirnya memaksa pemerintah menaikkan suku bunga domestik hingga hampir mencapai  80%. Ini berdampak sangat besar pada PDB Meksiko yang juga ikut turun. Krisis ini akhirnya bisa diatasi dengan pinjaman darurat dari Amerika Serikat.

Krisis Asia Tahun 1997

Asia tenggara merupakan rumah bagi ekonomi “harimau” dan krisis Asia Tenggara. Investasi asing telah dilakukan selama bertahun-tahun. Perekonomian terbelakang mengalami tingkat pertumbuhan dan tingkat ekspor yang tinggi. Pesatnya pertumbuhan ini disebablan oleh proyek investasi modal, namun produktivitas secara keseluruhan tidak memenuhi harapan. Sementara penyebab pastinya krisis diperdebatkan, dan Thailand adalah negara pertama yang mengalami masalah.

Sama seperti Meksiko, Thailand sangat bergantung pada hutang luar negeri sehingga menyebabkannya di ambang kekurangan likuiditas. Terutama, investasi yang didominasi real estate tidak dikelola dengan baik. Defisit neraca berjalan yang besar dikelola sektor swasta semakin bergantung pada investasi asing untuk tetap bertahan. Hal ini menyebabkan Thailand memiliki rasio devisa yang signifikan. Rasio ini muncul ketika AS menaikkan suku bunga domestik yang akhirnya menurunkan jumlah investasi asing yang masuk ke ekonomi Asia Tenggara. Tiba-tiba defisit akun berjalan menjadi masalah besar dan penularan finansial cepat berkembang. Krisis Asia Tenggara berasal dari beberapa poin penting :

  • Karena nilai tukar menjadi sangat sulit untuk dipertahankan, maka banyak mata uang negara Asia Tenggara mengalami penurunan nilai.
  • Perekonomian Asia Tenggara memperlihatkan peningkatan pesat dalam hutang swasta yang didukung dalam beberapa negara oleh asset dengan nilai over-inflasi. Default meningkat seiring arus masuk modal asing turun.
  • Investasi asing setidaknya bersifat spekulatif dan investor mungkin tidak cukup memperhatikan resiko yang ada.

Pelajaran yang Bisa Dipelajari

Ada beberapa pelajaran yang bisa dipelajari dari krisis-krisis ini:

  1. Memiliki jumlah hutang yang rendah tidak cukup untuk menjaga agar kebijakan tetap berjalan.
  2. Surplus perdagangan dan tingkat inflasi rendah dapat mengurangi tingkat pengaruh krisis terhadap ekonomi. Namun jika terjadi penularan finansial, spekulasi membatasi opsi dalam jangka pendek.
  3. Pemerintah sering dipaksa untuk menyediakan likuiditas ke bank swasta yang dapat berinvestasi dalam utang jangka pendek yang akan membutuhkan pembayaran jangka pendek.
  4. Menjaga nilai tukar tidak membuat kebijakan bank sentral berjalan hanya dengan nilai nominal. Sementara mengumumkan niat untuk mempertahankan pasak dapat membantu dan investor pada akhirnya akan melihat kemampuan bank sentral untuk mempertahankan kebijakan tersebut. Bank sentral harus mendevaluasi dengan cara yang memadai agar dapat dipercaya.

Kesimpulan

Pertumbuhan di negara berkembang pada umumnya positif bagi ekonomi global, namun tingkat pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menciptakan ketidakstabilan dan kesempatan yang lebih tinggi untuk pengalihan modal serta kekurangan mata uang domestik.

Apa yang Menyebabkan Krisis Mata Uang? (Bagian 1)

Sejak awal tahun 90-an, telah terjadi banyak kasus investor mata uang yang tertangkap basah dan berujung pada pergerakan mata uang dan perpindahan modal. Apa yang membuat investor mata uang dan pemodal internasional merespon dan bertindak seperti ini? Apakah mereka mengevaluasi hal-hal kecil dalam ekonomi, atau mereka menggunakan naluri khusus? Pada ulasan kali ini kita akan melihat ketidakstabilan mata uang dan menemukan apa yang sebenarnya menjadi penyebabnya.

Apa Itu Krisis Mata Uang?

Krisis mata uang disebabkan oleh penurunan nilai mata uang suatu negara. Penurunan nilai ini secara negatif mempengaruhi ekonomi dengan menciptakan ketidakstabilan nilai tukar. Ini berarti bahwa satu unit mata uang tidak lagi membeli sebanyak itu di tempat lain. Untuk menyederhanakan masalah ini, kita dapat mengatakan bahwa krisis berkembang sebagai interaksi antara ekspektasi investor dan apa yang menyebabkan harapan itu terjadi.

Kebijakan Pemerintah, Bank Sentral dan Peran Investor

Ketika menghadapi prospek krisis mata uang, banker sentral dalam ekonomi nilai tukar tetap dapat mencoba mempertahankan nilai tukar saat ini dengan masuk ke cadangan devisa negara tersebut atau membiarkan nilai tukar berfluktuasi.

Mengapa memanfaatkan cadangan devisa sebagai solusi? Saat pasar mengharap devaluasi, tekanan ke bawah yang ditempatkan pada mata uang dapat benar-benar hanya diimbangi oleh kenaikan tingkat suku bunga. Untuk meningkatkan tingkat suku bunga, bank sentral harus mengurangi jumlah uang yang beredar, di mana pada gilirannya akan meningkatkan permintaan untuk mata uang. Bank bisa melakukan ini dengan menjual cadangan devisa untuk menciptakan arus keluar modal. Ketika bank menjual sebagian cadangan devisanya, ia menerima pembayaran dalam bentuk mata uang domestik yang dikeluarkan dari peredaran sebagai asset.

Menopang nilai tukar tidak bisa bertahan selamanya, baik dalam hal penurunan cadangan devisa ataupun faktor politik dan ekonomi seperti meningkatnya pengangguran. Devaluasi mata uang dengan meningkatkan nilai tukar tetap menghasilkan barang domestik yang lebih murah daripada barang asing yang berujung meningkatnya permintaan pekerja dan meningkatkan output.

Dalam devaluasi jangka pendek juga menaikkan suku bunga, yang harus diimbangi oleh bank sentral melalui peningkatan jumlah uang beredar dan kenaikan cadangan devisa.  Seperti disebutkan sebelumnya, menopang nilai tukar dapat melalui cadangan devisa negara dengan cepat dan mendevaluasi mata uang dapat menambah cadangan.

Sayang untuk bank dan untung untuk anda, investor sangat sadar bahwa strategi devaluasi dapat digunakan dan dapat membangun ini sesuai harapan. Jika pasar mengharapkan bank sentral untuk mendevaluasi mata uangnya, yang akan meningkatkan nilai tukar, kemungkinan meningkatkan cadangan devisa negara melalui kenaikan permintaan agregat tidak terealisasi. Sebagai gantinya, bank sentral harus menggunakan cadangannya untuk mengecilkan jumlah uang yang beredar di mana bisa meningkatkan tingkat bunga domestik.

Anatomi Krisis

Jika kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi terkikis maka mereka akan berusaha mengeluarkan uang mereka dari negara tersebut. Hal ini disebut sebagai perpindahan modal (capital flight). Sekali investor menjual investasi dalam mata uang domestik mereka, maka mereka mengubah investasi tersebut menjadi mata uang asing. Hal ini menyebabkan nilai tukar semakin buruk, sehingga berakibat kehabisan mata uang yang kemudian membuat negara tidak mungkin untuk membiayai belanja modalnya.

Memprediksi kapan sebuah negara akan mengalami krisis mata uang melibatkan analisis berbagai variabel yang kompleks. Ada beberapa faktor umum yang menghubungkan krisis yang lebih baru. Anda penasaran tentang faktor-faktor umum ini? Simak lanjutan pembahasannya di artikel selanjutnya. Sampai jumpa..

Sadarlah!! Setiap Mata Uang Itu Berbeda!

Trader cenderung fokus disini dan pergerakan harga, melihat berbagai pasangan mata uang dan memilih mana yang terlihat paling aktif atau secara teknis menarik untuk trading. Sementara itu dapat menjadi hal yang baik untuk diversifikasi dan menyebar resiko Anda di sekitar pasar. Jangan jatuh ke dalam perangkap dari pemikiran bahwa satu mata uang itu sama saja dengan mata uang lainnya.

Ada sebuah struktur yang lebih dalam dan bermakna di balik mata uang global utama yang tidak banyak dibahas dalam komunitas forex ritel. Ambil beberapa menit untuk berpikir tentang hal itu dapat benar-benar membantu trading anda dan meningkatkan keuntungan Anda karena semua mata uang itu berbeda.

USD adalah Kuncinya

Sejauh ini USD adalah mata uang yang paling penting di dunia. Hal ini terutama karena Amerika Serikat adalah satu-satunya negara adidaya militer dan politik serta pendorong utama ekonomi global. Karena alasan-alasan inilah USD menjadi cadangan ekonomi dunia.

Jika orang-orang di manapun di dunia kehilangan kepercayaan terhadap mata uang mereka sendiri, maka mereka akan berpaling ke USD. Sebagian besar mata uang di dunia ini pertama-tama diukur dalam kaitannya dengan USD.

Pasar saham AS adalah pasar saham terpenting di dunia dan untuk berinvestasi di dalamnya, Anda membutuhkan dolar AS. Jika Anda melikuidasi saham di dalamnya maka Anda akan menerima USD. Minyak, emas dan komoditas lainnya utamanya dihargai dalam USD. Ada lebih banyak USD yang tersebar di seluruh dunia dibandingkan dengan mata uang lainnya. USD juga merupakan mata uang utama yang menarik untuk spekulan di seluruh dunia, setidaknya diukur dalam jangka panjang.

Selain USD tentu saja ada beberapa mata uang lainnya dengan ukuran yang besar dan penting seperti EUR dan JPY. Namun meski begitu, mereka bahkan tidak bisa mendekati posisi utama USD di mata dunia.

Tren USD Lebih Mudah Ditebak Dibandingkan Mata Uang Lain

Ketika kembali menguji model momentum di berbagai jenis mata uang, itu adalah pasangan USD yang ditunjukkan telah cenderung terus dapat diandalkan. Sedangkan mata uang yang lebih kecil jauh lebih tidak stabil dan tidak terduga.

Model momentum menerapkan proposisi umum yang terdengar di trading “membeli ketika naik dan menjual ketika turun”. Metodologi ini tidak bekerja sangat baik dengan mata uang yang lebih kecil, namun dapat terbukti menjadi strategi yang menguntungkan selama setidaknya satu dekade terakhir bila diterapkan pada pasangan USD.

Misalkan Anda membeli pasangan mata uang setiap minggu ketika harga lebih tinggi dari 6 bulan yang lalu, dan menjual pasangan mata uang ketika harga lebih rendah dari 6 bulan lalu dan kemudian keluar setiap akhir minggu.

Pasangan USD

Rata-rata hasil per pasangan USD adalah lebih dari hasil positif 20%. Sebagaimana EUR.USD, GBP/USD dan AUD/USD tampil dengan sangat baik. Jadi bagi trader pemula atau baru seharusnya memiliki waktu trading yang lebih mudah dengan tetap berpegang pada pasangan USD. Ini berarti 4 pasangan utama dan mungkin saja AUD/USD dan NZD/USD serta trading dalam arah yang sama seperti tren jangka panjang. Keuntungan lain dari trading pasangan ini adalah spread atau komisi cenderung akan rendah.

Nah jadi bagaimana menurut Anda? Sekarang Anda sudah yakin bukan, bahwa di dunia ini setiap mata uang tidaklah sama dan mereka memiliki perannya masing-masing.

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman