Cara Mudah Menentukan Trailing Stop

Cara Mudah Menentukan Trailing Stop – Istilah Trailing Stop dikenal sebagai pengunci profit yang tidak hanya mengacu pada tools pada Meta yang memindahkan stop loss secara otomatis. Trailing stop juga dikenal sebagai metode pemindahan stop loss secara manual. Kendati memiliki fungsi mengamankan profit, penggunaan trailing stop masih memicu pro dan kontra dikalangan para trader.

Alasan pertama adalah Trailing Stop hanya efektif digunakan ketika pasar sedang trending. Jika dipaksa digunakan pada kondisi Sideways maka Trailing Stop bisa meningkatkan resiko terkena stop loss lebih cepat. Alasan yang kedua, menentukan Trailing Stop tidak bisa dilakukan sembarangan, karena walau sudah diterapkan dalam pasar trending namun Trailing Stop masih bisa muncul lebih cepat akibat pergerakan korektif yang volatil. Bahkan hal ini bisa menyebabkan munculnya sindrom TTSD (The Trailing Stop Dilemma).

Cara Mudah Menentukan Trailing Stop

Sindrom TTSD ini tentu memiliki dampak yang tidak baik dalam trading anda. Agar trader bisa menghindari sindrom TTSD ini, berikut beberapa cara mudah menentukan Trailing Stop untuk menghindari sindrom TTSD.

  • Manfaatkan Titik Swing

Cara menggunakan Trailing Stop terbilang cukup mudah karena sangat sederhana bahkan tanpa memerlukan bantuan indikator apapun. Prinsipnya melanjutkan pemanfaatan Trailing Stop pada pasar trending yang mana stop loss sebaiknya digeser ketika pergerakan harga sudah mengkonfirmasi penerusan trend. Anda bisa menggunakan titik-titik swing yang menjadi titik balik dari gelombang koreksi. Dalam kasus ini biasanya akan terlihat penurunan harga menunjukkan downtrend secara signifikan terhadap beberapa koreksi yang berakhir setelah high harga gagal menembus level high swing sebelumnya. Moment ini dimanfaatkan sebagai penempatan Trailing Stop. Lebih baik anda tempatkan Trailing Stop beberapa pips di atas titik swing tersebut. Sedangkan ketika uptrend, anda bisa mencari titik swing pada low harga. Cara ini dilakukan untuk memastikan bahwa uptrend sudah terkonfirmasi oleh low harga yang lebih tinggi dari sebelumnya.

  • Menggunakan Moving Average

Penggunaan MA dalam menentukan Trailing Stop hampir sama degan mencari titik swing. Pengambil titik swing yang menguji garis indikator membuat sinyal penerus trend akan lebih terkonfirmasi karena penggunaan MA yang lebih selektif. Jenis dan parameter MA juga bisa disesuaikan dengan preferensi masing-masing trader.

  • Membaca Sinyal Parabolic SAR

Parabolic SAR adalah indikator trend lainnya yang digunakan untuk menentukan Trailing Stop. Sinyal indikator ini memang bermanfaat untuk menentukan entry point dan exit karena bisa menandai perubahan arah trend. Sayangnya tidak banyak trader yang mengetahui jika titik-titik Parabolic SAR ternyata juga difungsikan untuk menentukan Trailing Stop. Caranya cukup dengan menggunakan sinyal indikator sebagai panduan menentukan trailing stop ideal. Titik Parabolic SAR masih berada pada posisi yang sama dengan arah entry karena terbentuk setelah harga tertutup sehingga sinyal tersebut dapat menjadi konfirmasi penerusan trend yang dapat diandalkan.

  • Menggunakan ATR

Average True Range atau ATR merupakan indikator volatilitas yang dapat menunjukkan nilai perubahan harga dari waktu ke waktu dengan jelas. Jika anda trader yang ingin fleksibel masuk dalam semua kondisi pasar maka sangat disarankan menggunakan indikator ATR. Alasannya adalah aturan penempatan stop loss bisa berubah sesuai dengan volatilitas harga. Ketika volatilitasnya sedang tinggi sangat berbahaya menempatkan stop loss dengan jarak yang terlalu sempit dari level entry. Stop loss bisa diposisikan lebih dekat dengan level entry saat volatilitasnya sedang rendah yang rekomendasi stop loss diperoleh dari nilai ATR. Misalnya nilai ATR saat ini adalah 0.0037. Anda bisa mempertimbangkan jarak stop loss pada kisaran 37 pip. Namun ketika ATR meningkat menjadi 0.0100 maka sangat tidak aman jika stop loss dibiarkan berjarak 37 pips dari level entry.

Cara Membaca Kekuatan Trend Tanpa Indikator

Cara Membaca Kekuatan Trend Tanpa Indikator – Pernahkah anda mengalami kondisi dimana ketika anda melakukan sell, tiba-tiba harga berbalik arah menjadi naik sehingga berlawanan dengan posisi anda saat ini? Atau misalnya ketika anda melakukan buy tiba-tiba harga berbalik arah turun berlawanan dengan posisi anda? Saat seperti ini adalah saat yang penting dimana trader pasti akan merasa dipermainkan oleh pasar bahkan hingga mengalami luapan emosi. Trader akan merasa pasar telah mengetahui strategi yang akan digunakan dan sengaja berubah agar trader mengalami loss. Jika hal ini tidak disikapi maka trader dapat terjangkit penyakit Recency Bias yang akan berbuntut panjang terhadap transaksi berikutnya.

Cara Membaca Kekuatan Trend Tanpa Indikator

Tidak ada yang mengetahui kemana arah pergerakan pasar. Oleh karenanya dalam bertrading, trader menggunakan bantuan indikator sebagai alat ukur tingkat kecenderungan arah pergerakan harga agar trader dapat memperkirakan kemana arah harga tersebut bergerak. Namun, indikator ini hanya sebagai petunjuk atau referensi dalam mengambil keputusan, bukan sebagai alat penentu arah pergerakan harga. Indikator akan menciptakan batasan yang dapat digunakan oleh trader agar dijadikan prediksi untuk membuka dan menutup posisi sebuah transaksi. Hal inilah yang membuat trader terlalu bergantung dengan indikator dan ketika indikator lagging dalam merumuskan data, maka trader juga akan mengalami loss.

Sebagai jawaban atas kendala yang ditimbulkan oleh indikator ini, Justin Bennett menyarankan cara membaca kekuatan trend tanpa mengandalkan indikator. Metode ini digunakan dalam kondisi uptrend terkonfirmasi ketika harga membentuk higher high dan higher low, tidak jauh berbeda dengan cara mengenali trend lewat price action. Sedangkan saat mengalami downtrend, harga akan menunjukkan lower high dan lower low.

Cara membaca kekuatan trend tanpa indikator dijabarkan melalui 3 aspek di bawah ini.

  1. Mengidentifikasi Posisi High Low

Metode ini dianggap sebagai metode termurah karena tidak memerlukan indikator atau analisis teknikal yang biasa digunakan. Intinya, pola harga yang terbentuk di chart saja sudah cukup menjadi dasar pengamatan untuk membaca kekutana trend. Hal yang perlu anda lakukan disini adalah melihat bagaimana posisi high saat uptrend dan posisi low saat downtrend harga. Trend bullish yang kuat dapat dikenali dari higher high yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ketika harga membentuk high di level yang lebih rendah maka disitulah saat trend melemah. Aturan yang sama juga berlaku saat mengukur kekuatan bearish. Perbedaannya, yang dijadikan tolak ukur adalah lower low, bukan higher high. Downtrendnya biasa masih didukung oleh trend yang besar apabila harga membentuk lower low. Ketika low harga muncul pada level yang lebih tinggi maka saat itulah downtrend mulai melemah.

  1. Mengukur Jarak Retest

Retest adalah ketika harga menguji level penting seperti yang terjadi pada support dan resistance. Namun dalam forex, retest ternyata juga dapat diaplikasikan ketika harga menguji trendline sebelum kembali ke trend utama. Terjadinya perubahan jarak retest bukanlah kebetulan semata. Jika anda teliti, penyempitan interval antara retest terbaru dengan retest sebelumnya dapat diartikan sebagai pelemahan kekuatan trend. Jarak retest yang lebih pendek bisa terjadi karena durasi kenaikan harga yang telah berkurang. Ketika kekuatan trend semakin surut maka jarak retest akan menyempit hingga terjadi perubahan arah trend. Inilah cara kerja retest membaca pergerakan trend.

  1. Mengenali Kerapatan Harga

Cara membaca kekuatan trend tanpa indikator bisa dengan melihat kerapatan harga pada penghujung trend. Kondisi ini sering terlewatkan padahal bisa menjadi senjata ampuh dalam mengukur kekuatan trend. Kerapatan harga ditandai dengan dominasi candle kecil yang terbentuk di area yang sempit seolah harga muncul berdempetan. Desakan breakout akan muncul ketika harga mulai mendekati area support dan resistance sehingga tekanan market semakin membesar. Sinyal downtrend terjadi ketika trend harga sudah tidak didukung oleh sentimen pasar yang kuat serta kerapatan harga yang intens.

Hal yang perlu diperhatikan adalah ketiga cara diatas hanya dapat diterapkan pada pasar treding. Saat harga cenderung sideway atau tidak menunjukan arah pergerakan yang pasti maka sebaiknya jangan menggunakan 3 teknik diatas karena bisa saja teknik-teknik tersebut tidak akan berfungsi.

Apa Itu Recency Bias?

Apa Itu Recency Bias? – Ketika kita berbicara tentang forex, hal yang tidak terlewatkan adalah keuntungan dan kerugian. Keutungan diperoleh dari profit win, sedangkan kerugian diperoleh ketika mengalami loss. Ketika kita melakukkan trading lalu kemudian mendapatkan hasil dari salah satu diantara win dan loss, bukan hanya modal dan aset anda saja yang terkena dampaknya. Secara tidak sadar psikologi dan mental anda sebagai orang yang melakukan trading juga ikut terpengaruhi. Pengaruh psikologi dan mental setelah mendapatkan hasil dari trading ini adalah penyakit trading yang disebut dengan Recency Bias.

Recency Bias

recency bias

Recency bias merupakan penyakit trading yang bersifat psikologis yang ditandai dengan munculnya suatu emosi yang dapat mempengaruhi objektivitas dalam menilai dan mengamati kondisi pasar. Hal ini biasa terjadi pada seorang trader yang terlalu fokus dengan hasil posisi terakhir tradingnya sehingga melupakan bahkan sampai kehilangan pandangan yang luas terhadap prediksinya. Jason Zweig, dalam bukunya yang berjudul Your Money Your Brain menjelaskan sifat dasar manusia yang tidak mengestimasi kemungkinan berdasarkan pengalaman jangka panjang. Akibatnya yang timbul hanya prasangka yang mucul akibat pengalaman jangka pendek.

Hasil terakhir trading merupakan cerminan diri anda ketika melakukan trading selama ini. Coba bandingkan win dan loss yang anda dapatkan terakhir dengan win atau loss yang pernah anda dapatkan sebelumnya. Jika loss terakhir anda 5x lipat lebih banyak dari loss anda yang lain maka anda sudah dapat diindikasikan terkena penyakit trading Recency Bias. Hal ini juga berlaku pada untuk hasil win yang jumlahnya lebih kecil dari rata-rata loss.

Posisi terakhir yang didapatkan oleh trader kebanyakan akan mempengaruhi mindset yang dimiliki oleh trader pada trading-trading berikutnya. Faktanya apapun yang menjadi posisi terakhir trading tidak akan mempengaruhi atau mendasari performa trading kedepannya. Namun sampai sekarang banyak trader yang mengabaikan peringatan ini sehingga terjebak dalam Recency bias.

Ada dua jenis Recency Bias yang perlu diwaspadai, yaitu:

  • Bias Winning Streak

Bias Winning Streak muncul karena tingginya rasa percaya diri trader setelah mendapatkan big win atau profit beruntun. Karena trader ini merasa mendapatkan hasil yang positif sehingga memunculkan stimulus untuk mengejar keuntugan yang lebih besar. Hal ini tentu tidak bisa diterapkan kepada ekosistem trading yang penuh resiko dan emosi. Winning Streak memungkinkan terjadinya peningkatan jumlah posisi dan lot kisaran yang jauh lebih tinggi dari toleransi resiko. Bahkan bisa memunculkan pelanggaran-pelanggaran pada sistem trading yang ada. Ujung pangkal dari bias ini adalah loss yang besar bahkan mampu menghilangkan seluruh hasil dari Winning Streak yang kita dapatkan sebelumnya. Lebih parah lagi jika sampai menguras semua raihan profit sebelumnya.

  • Bias dari Losing Streak

Penyakit ini muncul seiring dengan ketakutan dan trauma kekalahan yang dialami oleh trader setelah kerugian besar. Munculnya rasa takut akan membuat trader tidak dapat menilai peluang pasar secara objektif. Hal ini wajar karena sifat dasar manusia adalah cenderung menghindari resiko besar. Losing Streak memungkinkan berkurangnya jumlah posisi dan lot jauh dari resiko yang siap diterima setelahnya. Losing Streak ini akan menyebabkan trader banyak melewatkan peluang, merasa tertipu dengan pergerakan pasar hingga memutuskan untuk berhenti bertrading karena hilangnya rasa percaya diri yang berkalanjutan.

Win dan Loss adalah hasil pasti yang akan diperoleh oleh trader. Bukan hanya win yang harus didapatkan ataupun loss yang harus dihindari, namun juga bagaimana sikap dan mental kita sebagai trader dalam mengolah hasil tersebut. Jangan sampai hasil akhir menguasai keseluruhan proses trading anda. Ingatlah sebuah ilmu trading yang mengatakan bahwa “Jika anda baru saja loss, maka tidak dipengaruhi fakta bahwa trading anda sebelumnya mengalami win atau loss. Begitupula ketika anda baru saja win, maka hal tersebut tidak dipengaruhi fakta trading anda sebelumnya adalah win atau loss”.

Kenalan Dengan Pedoman 3S Dalam Trading Forex

Kenalan Dengan Pedoman 3S Dalam Trading Forex – Trading forex memang bukan hal baru dalam dunia investasi. Namun kita tidak dapat memungkiri bahwa masih banyak yang tidak mengetahui tentang hal investasi ini. Jika anda adalah salah satu yang tertarik untuk masuk dalam dunia trading forex maka selain modal anda juga perlu mengasah pengetahuan seputar dunia forex itu sendiri.

Ada banyak metode belajar trading yang bisa digunakan namun tidak semua metode tersebut efektif untuk digunakan oleh trader apalagi trader pemula. Anda bisa memilih metode belajar otodidak atau memilih belajar dengan bimbingan seorang mentor. Sebenarnya tidak ada cara belajar trading terbaik diantara keduanya. Semua didasari oleh kemapuan dan keinginan masing-masing dari yang belajar. Namun, jika anda memilih belajar secara otodidak atau mandiri, akan lebih baik jika anda memilih melakukannya dengan kaidah jelas. Hal ini merujuk juga pada kenyataan bahwa jika ada kesalahan, tidak akan ada mentor yang akan mengarahkan kesalahan tersebut.

Belajar Trading Dengan Pedoman 3S

Salah satu metode belajar trading forex yang bisa anda gunakan adalah “3S”. Aturan dari prinsip 3S ini membuat yang belajar trading tidak perlu bingung harus memulai dari mana dan selanjutnya akan kemana. Steve Ward, seorang mentor trading dan pemilik High Performance Global Ltd adalah yang mengungkapkan pedoman 3S dalam belajar trading. Di mana 3S terdiri dari skill and Knowledge, strategy dan state.

  • Skill and Knowledge (Kemampuan dan Pengetahuan)

Kemampuan dan pengetahuan adalah dua komponen pertama yang musti dikembangkan dalam proses belajar. Sangat sulit menjadi seorang trader sukses jika anda belum menguasai basis pengetahuan yang diperlukan dalam trading forex. Secara logika, anda akan kesulitan mencapai skill sukses jika pengetahuan dasarnya saja masih belum paham. Maka dari itu, anda harus mengawali proses belajar dengan menggali pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang trading forex, mulai dari dasar-dasar pengetahuan untuk pemula, analisa fundamental dan teknikal, jenis-jenis strategi, psikologi dasar, platform trading dan masih banyak lagi. Semakin tinggi level kemampuan dan pengetahuan trading, maka tingkat percaya diri anda juga akan semakin tinggi.

  • Strategy (Strategi)

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya yaitu anda mulai dapat menerapkan skill dan kowledge yang anda pelajari sebelumnya untuk membangun strategi trading yang telah membangun strategi trading sekaligus melibatkan manajemen resiko. Jika anda ingin mengembangkan strategi lebih baik jika anda menyesuaikan dengan pemahaman yang anda miliki, kenyamanan dan gaya trading anda sendiri.

Sebagai contoh misalnya anda adalah seorang part-timer trader maka jangan membangun strategi trading yang menuntut anda untuk memantau chart sepanjang hari. Mungkin strategi awal yang anda gunakan tidak akan memiliki keistimewaan karena hanya mengikuti stratndar yang sudah ada. Namun, seiring berkembangnya pengetahuan dan pengalaman dalam bertrading, maka strategi anda akan ikut menyesuaikan dengan pendekatan pribadi, sehingga anda bisa menggunakan pengembangan trading yang anda buat sendiri dan tidak perlu mengikuti strategi yang tidak sesuai dengan kondisi anda saat ini.

  • State

Dalam belajar trading nyatanya tidak hanya pengetahuan, kemampuan serta strategi saja yang harus disiapkan. Aktivitas trading merupakan kolaborasi yang harmonis antara kondisi fisik dan mental sebagai penentu keberhasilan dari penerapan konsep sebelumnya. Jika anda hanya fokus pada tahap-tahap sebelumnya tanpa mengimbangi dengan mental anda, maka proses trading anda tidak akan sesukses jika anda mengkolaborasikan semua aspek. Bagaimanapun juga trading merupakan kesatuan aktivitas yang konsisten dan berkelanjutan. Jika kondisi fisik dan mental anda tidak mendukung, maka profit yang konsisten juga sulit untuk didapatkan.

Bagaimana sih Cara Trading Dollar Komoditas?

Bagaimana Sih Cara Trading Dollar Komoditas? – Dollar komoditas adalah jajaran mata uang dari negara yang memiliki cadangan komoditas yang berlimpah. Dollar komoditas selalu dikaitkan dengan Dollar Kanada, Dollar Australia dan Dollar Selandia Baru. Negara tersebut memiliki mata uang yang memiliki keterkaitan dengan pergerakan harga komoditas global. Kegiatan perdagangan dari 3 mata uang tersebut sebagian besar berasal dari aktivitas ekspor komoditas terkait. Hal ini mengakibatkan secara tidak langsung pergerakan harga ditentukan oleh pergerakan komoditas di pasar Internasional.

Sayangnya, tidak semua negara penghasil komoditas seperti Arab Saudi dan Afrika Selatan masuk dalam Dollar komoditas. Secara teknis mata uang beberapa negara berkembang seperti Indonesia dengan limpahan komoditas masuk dalam mata uang komoditas. Namun, mereka masih belum masuk kriteria Dollar komoditas yang diperdagangkan secara luas di forex karena perdagangan komoditasnya masih diregulasi oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan tidak semua trader dapat mengakses pertukaran mata uang negara tersebut. Kualifikasi untuk mata uang komoditas antara lain:

  1. Cadangan komoditas yang melimpah
  2. Ekspor sumber daya alam yang lebih besar dari ekspor lainnya
  3. Likuiditas yang tinggi
  4. Nilai tukar yang tidak diregulasi oleh pihak tertentu

Inilah mengapa mata uang Dollar Kanada, Dollar Australia dan Dollar Selandia Baru menjadi mata uang komoditas, karena ketiganya telah mampu memenuhi 4 kualifikasi sebagai mata uang komoditas tersebut.

Trading Dengan Mata Uang Komoditas

Sebagai seorang trader anda harus dapat membaca peluang dimanapun peluang tersebut muncul, termasuk jika harus trading dengan mata uang Dollar komoditas. Oleh sebabnya anda perlu mengetahui aspek penting penggerak pasar komoditi ini agar keuntungan trading yang didapatkan semakin besar.

Hal yang perlu diketahui adalah liquiditas Dollar komoditas relatif lebih kecil dari mata uang raksasa seperti EUR/USD, GBP/USD dan USD/JPY. Ini menandakan dalam kondisi pasar normal range pergerakan pasar komoditas lebih kecil dari mata uang raksasa tersebut. Kendati demikian, tidak berarti pair mata uang komoditas tidak menguntungkan. Jika kita bisa mendapatkan moment yang tepat maka keuntungan besar dapat diperoleh dari pergerakan dollar komoditas ini. Apalagi jika trader mampu memperluas jenis-jenis pair sehingga memperbesar peluang trading yang dapat ditemukan. Selebihnya, anda hanya perlu mempertajam akurasi sinyal trading Dollar komoditas dengan analisa teknikal.

Cara Trading Dollar Komoditas

Peraturan utama yang perlu anda ketahui adalah nilai tukar Dollar komoditas berbanding lurus dengan pergerakan harga komoditas dari negara yang memiliki hubungan dengan pasar global. Seperti misalnya ketika harga minyak mentah menurun maka nilai tukar mata uang negara pengekspor komoditas juga akan akan mengalami kontraksi. Cara trading dengan mata uang komoditas antara lain:

Pertama, pilih salah satu dari 3 mata uang komoditas yaitu Dollar Australia (AUD), Dollar Kanada (CAD) atau Dollar Selandia baru (NZD). Anda bisa memilih dengan pertimbangan mana komoditas yang anda minati. Jika anda menyukai emas, maka pilihlah AUD/USD. Sebaliknya, jika anda tertarik dengan komoditas minyak mentah dunia ketika harganya tinggi, maka pilhlah USD/CAD. Kemudian jika anda tertarik dengan yang berhubungan dengan ekspor/import daging dan memang sedang bagus di pasar, maka pilihlah NZD/USD.

Kedua, perhatikan sifat korelasi antara Dollar komoditas yang diminati dengan pergerakan harga komoditas. Jika korelasinya dinyatakan positif berarti arah gerakannya relatif searah. Sedangkan jika korelasinya negatif misalnya EUR/CAD dengan indeks WTI Crude, maka pergerakannya akan relatif bertentangan.

Ketiga, gunakan chart komoditas sebagai referensi untuk mebuka posisi si pair tujuan. Jadi, misalnya ketika harga minyak mentah WTI Crude jatuh menembus level support pada garis penting seperti Simple Moving Average periode 100 hari, maka trader harus mengawasi peluang sell pada pair-pair CAD. Siapa tahu pair CAD menunjukkan konfirmasi sinyal Bearish sehingga inilah momentum yang tepat untuk anda mempersiapkan Short position.

Apa itu Trader Contrarian?

Apa itu Trader Contrarian? – Dalam forex ada yang namanya strategi trend follower atau pengikut trend. Trader yang menggunakan strategi ini melakukan trading dengan cara mengikuti trend. Hal ini tidak salah karena keadaan pasar biasanya memang dipengaruhi oleh mayoritas pasar itu sendiri. Cara teraman dalam bertrader adalah dengan mengikuti trend yang ada. Namun, layaknya dua sisi mata koin, jika ada pengikut trend maka ada juga yang melawan trend. Mereka yang melawan trend ini disebut sebagai trader Contrarian.

Konsep Kerja Trader Contrarian

Dari namanya sudah terlihat bahwa trader Contrarian selalu mengambil kesempatan untuk bertindak bertentangan dengan mayoritas trend. Menurut mereka, mendapatkan keuntungan dengan melawan trend pasar lebih menjanjikan. Para trader Contrarian ini memiliki asumsi bahwa pasar forex menyerupai game Zero Sum yang mana keuntungan trading yang satu berasal dari loss yang dialami oleh trader lainnya.

Sebenarnya konsep kerja trader Contrarian bukannya melawan trend pasar, namun mereka memang tidak “berkiblat” pada trend pasar yang terbentuk. Karena seolah memang terlihat berbeda arah dengan trend, maka ada yang menyebutnya berlawanan. Padahal sebenarnya ini hanya bagian dari strategi yang mereka gunakan yaitu “Beli ketika orang sedang pesimis, jual ketika orang sedang optimis”.

Pada kondisi pesimis, orang akan berusaha menjual tidak peduli berapapun harganya. Hal ini menyebabkan tidak hanya murah dalam harga namun juga murah secara valuasi fundamentalnya. Inilah saat yang ditunggu oleh trader Contrarian untuk melakukan sell.

Begitu juga sebaliknya, ketika trend sedang optimis maka trader Contrarian akan berusaha membeli, walaupun harganya sangat tinggi dan ia harus mengeluarkan pengganti lebih banyak. Mereka menganggap bukan hanya harganya saja yang tinggi namun juga valuasi fundamentalnya. Dari sini sudah terlihat sekali jika trader Contrarian bergerak melawan trend. Salah satu yang menyebabkan trader Contrarian berani melawan pasar karena analisa yang digunakan adalah Analisa Fundamental (Fundamental Analysis/FA). Sedangkan trader follower menggunakan Analisa Teknikal (Technical Analysis/TA). Para trader Contrarian ini juga menggunakan divergensi indikator momentum seperti MACD, RSI, CCI dan indikator lainnya.

Ilustrasi Cara Kerja Trader Contrarian

Agar anda lebih paham dengan cara kerja trader Contrarian ini, coba perhatikan ilustrasi berikut!

Saat ini pasar sedang Bullish. Harga komoditi minyak mentah adalah 10.000 dollar per barel. Beberapa waktu kemudian tersiar kabar bahwa Kanada sebagai negara pemasok utama minyak mentah kehabisan cadangan minyak mentahnya, sehingga Kanada tidak akan mengekspor minyak mentah lagi. Mendengar hal ini pasar kemudian mulai beraksi. Hasilnya harga minyak mentah naik 10% dalam waktu 1 hari.

Naiknya harga minyak tersebut masih terus terjadi hingga 1 minggu kedepan dan telah menyentuh harga 15.000 dollar per barel. Karena saat ini telah menyentuh titik overbought, banyak para pemborong yang mulai mundur karena sadar harga yang mereka bayarkan sudah terlalu tinggi. Belum lagi dengan resiko yang mungkin muncul jika mereka terlambat menjualnya. Belum selesai sampai disitu, beberapa pelaku pasar mengompori trader ritel untuk mendongkrak harga lebih tinggi, padahal saat itu harganya sudah melenceng jauh dari hakikatnya. Pada saat seperti inilah trader Contratian mulai melancarkan aksinya “memalak” trader ritel yang tidak paham dengan momentum trend dan nilai intrinsik suatu aset.

Kebanyakan guru trader mengatakan bahwa sebagai trader pemula sebaiknya bertrading dengan mengikuti arus, karena masih memberikan peluang untung selama trend masih berlangsung kuat. Kesalahan dasar yang menyebabkan mayoritas trader menjadi “mangsa” trader Contrarian adalah mereka yang hanya asal-asalan mengikuti trend saja tanpa memperhatikan sekelilingnya. Kesalahan yang dimanfaatkan oleh trader Contratian ini antara lain:

  • Terlalu bergantung dengan trader lain
  • Terlalu terpaku dengan berita dan opini mayoritas tanpa melakukan riset terlebih dahulu
  • Tidak paham dengan kekuatan trend

Pada dasarnya kedua trend ini, Contrarian dan trend follower tidak bertentangan karena keduanya berada dalam ranah dan cara kerja yang berbeda. Agar keduanya tetap mendapat untung tanpa ada satu yang dirugikan maka masing-masing trader perlu memiliki analisis pasarnya sendiri. Meskipun analisis yang dilakukan hanya analisis kecil intinya ini tidak membuat trader terombang-ambing di pasar forex.

Bagaimana Cara Mengukur Sentimen Pasar?

Bagaimana Cara Mengukur Sentimen Pasar? – Salah satu arah pergerakan harga adalah sentimen pasar. Kalian tentu pernah mendengar salah satu mata uang mengalami penurunan sedang mata uang lainnya menguat dalam waktu yang bersamaan. Lain lagi misalnya ketika harga satu mata uang malah menguat saat Bank Sentral memotong suku bunga. Anda tidak perlu ikut bingung karena kunci dari kedua fenomena forex tersebut adalah sentimen pasar.

Ketika mulai berkecimpung dalam dunia forex, trader memulai dengan berkenalan dengan pemahaman umum seperti berita yang memiliki dampak tinggi, yang mana ketika berita tersebut positif maka akan menaikan aset dan sebaliknya jika berita tersebut negatif maka akan menyebabkan penurunan harga. Kendati demikian, aspek berita tersebut tidak bisa sepenuhnya dijadikan indikator penilaian pasar karena kadang respon dari mayoritas pasar akan berbanding terbalik dengan berita tersebut.

Melihat sentimen pasar yang sangat sulit diprediksi akibat tidak adanya patokan, membuat trader harus mengetahui bagaimana cara mengukur sentimen pasar yang kiranya akan terjadi. Hal-hal yang mempengaruhi sentimen pasar sebenarnya dapat diperkirakan secara fundamental. Dalam ilustrasi misalnya, ketika SNB memotong suku bunga pada awal tahun 2016, Swissy justru meroket akibat adanya faktor fundamental yang terjadi bersamaan dan dianggap lebih penting, yaitu pencabutan pegging EUR oleh CHF. Contoh lain misalnya kenaikan suku bunga BoE pada tahun 2017 malah dibarengi dengan GBP yang merosot. Disini dapat dilihat bahwa berita positif tidak mampu memicu sentimen bullish akibat keputusan yang dikeluarkan Bank Sentral dilatarbelakangi oleh pelanggaran suara para pembuat kebijakan.

Kesimpulannya adalah trader dapat mengetahui sentimen pasar dengan mudah ketika ia telah memahami situasi fundamental yang mengikuti.

Cara Mengukur Sentimen Pasar Dengan Price Action

Jika anda seorang trader pemula yang merasa teknik analisis fundamental rumit dan memusingkan, anda dapat mencoba Price Action sebagai cara mudah untuk mengukur sentimen pasar.

Secara umum, pergerakan harga merupakan alat ukur sentimen pasar yang paling mudah namun tetap dapat diandalkan. Agar anda dapat mengukur sentimen pasar dengan mudah, hal yang perlu anda lakukan hanya melihat bagaimana reaksi dari price action setelah munculnya berita yang memiliki dampak tinggi. Jika harga menguat setelah muncul berita negatif, maka sentimen pasar terhadap mata uang akan sangat bullish. Intinya, semakin besar kontras yang terjadi maka semakin kuat pula sentimennya. Agar lebih mudah melihat hal yang terjadi, perhatikan tabel pedoman pengukuran sentimen pasar menggunakan price action berikut (Justin Bennett – Daily Price Action).

Berita Reaksi Sentimen pasar
Positif Naik Bullish
Positif Sideways Sedikit Bearish
Positif Turun Sangat Bearish
Netral Naik Bullish
Netral Sideways Netral
Netral Turun Sedikit Bearish
Negatif Naik Sangat Bullish
Negatif Sideways Sedikit Bullish
Negatif Turun Sedikit Bearish

 

Hal yang perlu diketahui adalah mengukur sentimen pasar tidak sama dengan membaca pergerakan harga. Kenaikan harga setelah berita positif memang merupakan konfirmasi yang tepat untuk melakukan buy. Namun, dilain sisi sentimen bullish yang mengiringinya terlihat biasa saja. Berbeda ketika harga menguat setelah muncul berita negatif. Saat seperti ini, sentimen pasar akan menguat hingga dapat mengesampingkan efek negatif dari berita yang memiliki pengaruh besar tersebut.

Mengukur sentimen pasar memiliki manfaat yang sangat penting dalam trading. Anda bisa menjadikan sentimen pasar sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan trading. Jadi ketika setup anda mengeluarkan sinyal open posisi buy padahal sentimen bullish belum terkonfirmasi, sebaiknya disesuaikan dengan target profit dan loss untuk meminimalisir resiko. Anda akan lebih mahir mempertimbangkan atau justru memaksimalkan keuntungan bila didukung oleh sentimen pasar yang kuat.

Cara Memupuk Rasa Percaya Diri Saat Trading Forex

Cara Memupuk Rasa Percaya Diri Saat Trading Forex – Salah satu kunci kesuksesan trader adalah percaya diri. Kepercayaan ini akan menjadi sumber keberanian trader dalam melakukan trading, bukan hanya keberanian dalam membuka posisi saja, namun juga keberanian dalam mengambil keputusan menunggu sekalipun. Ketika anda masuk dalam trading, anda bisa menganggap bahwa pasar adalah lawan anda.

Jika anda ingin menang melawan paar, maka anda perlu memiliki kekuatan dan rasa percaya diri yang tinggi. Tingkat percaya diri yang rendah memiliki dampak yang serius dalam trading. Akan muncul keraguan ketika hendak entry atau exit, merasa gelisah dengan hasil yang akan didapatkan hingga stres akibat tekanan mental yang berkepanjangan. Jika sudah begini maka keuntungan jangka panjang akan sulit didapatkan.

Bentuk rasa percaya diri juga masih dibagi 2 yaitu rasa percaya diri yang salah dan rasa percaya diri yang sesungguhnya. Rasa percaya diri yang salah sangat mudah didapatkan. Rasa percaya diri ini biasanya muncul ketika trader masuk pasar dan mendapatkan profit. Hal ini akan membuat trader merasa menjadi pakar forex dalam sekejab. Akibatnya trader akan melakukan trading tanpa strategi yang matang karena terburu-buru.

Cara Memupuk Rasa Percaya Diri Saat Trading Forex

Percaya diri ini akan hilang ketika trader mengalami kerugian lebih banyak dari pada untung yang diperoleh. Profit yang didapatkan oleh trader dengan tingkat kepercayaan diri yang salah merupakan hasil dari keberuntungan, bukan karena kemampuan dan kebiasaan trading yang dilakukan dengan disiplin. Berikut ini ada beberapa cara memupuk rasa percaya diri saat trading forex:

  1. Kerugian Merupakan Bagian Dari Usaha

Kita sering melihat seseorang cenderung mengekspresikan emosinya secara berlebihan ketika mengalami kerugian seolah seluruh usahanya untuk bertrading telah sia-sia sehingga membuatnya menyerah. Padahal kerugian adalah 1 dari 2 resiko yang pasti ditanggung oleh seseorang yang membuka usaha. Kerugian akan mengajarkan bahwa bisnis yang dijalankan membutuhkan perhatian yang lebih serius.

  1. Kesalahan Juga Bagian Dari Trading

Sama seperti dengan kerugian, kesalahan juga merupakan bagian dari usaha dalam bertrading. Kita ibaratkan proses dalam bertrading sama dengan proses seorang anak-anak belajar berjalan. Balita memulai caranya berjalan yang dimulai dengan cara merangkak lalu perlahan ia mengangkat berat tubuhnya dan kemudian baru berdiri. Sebelum sampai pada step berdiri, balita akan terjatuh, terpeleset dan mengalami rintangan-rintangan lainnya. Itulah yang terjadi ketika seseorang bertrading. Ia akan mengalami yang namanya “jatuh” sebelum bisa sukses berjalan sendiri.

  1. Bahkan Investor Terbaik Dunia Juga Mengalami Kerugian

Seorang Warret Buffett adalah investor kelas dunia sekalipun akan mengalami kesalahan dalam karir invetasinya. Ia memborong saham migas ConocoPhilips senilai 7 miliar dollar pada tahun 2008 sebelum akhirnya ia menjual semua saham perusahaan tersebut dengan kerugian 2.6 miliar dollar. Kesalahan ini diakui Buffett karena ia kurang mengantisipasi kondisi makro.

  1. Rencanakan Trading Anda Maka Trading Anda Akan Terencana

Trading tidak dapat dilakukan dengan asal seperti melakukan taruhan semata, trading harus dilakukan dengan strategi yang matang. Banyak orang yang terobsesi dengan gagasan untuk melipatgandakan keuntungan dan masuk dalam pasar trading dengan semangat pertaruhan. Mereka cenderung melihat ke atas dan memilih leverage besar untuk membuktikan bahwa ia seolah trader profesional. Jika seseorang menempatkan trading dengan besaran relatif kecil dibandingkan ukuran akun misalnya yang kurang dari 0,5%, tentu trading yang dilakukan akan lebih mudah. Hal ini karena resiko kerugian besar tidak akan menjadi masalah dan tidak akan melumpuhkan proses pengambilan keputusan.

  1. Tidak Perlu Menjadi Kaya Dengan Terburu-Buru

Salah satu penyakit dari seorang trader adalah terobsesi dengan kepuasan yang cepat dan segera. Padahal dalam dunia investasi hal ini tidak tepat jika diterapkan. Biasanya investor yang terburu-buru akan meraih beberapa keuntungan namun kemudian mendapatkan kerugian yang lebih besar dari keuntungan sebelumnya. Ini merupakan proses sebelum mendapatkan keuntungan. Inilah mengapa trader tidak bisa menerapkan konsep “kaya dengan tergesa” dalam trading forex.

Anda siap memupuk rasa percaya diri untuk trading yang akan datang?

Kenapa Sering Trading Tidak Menjamin Profit Konsisten?

Kenapa Sering Trading Tidak Menjamin Profit Konsisten? – Dalam forex, bukan hanya kuantitas open trade saja yang diutamakan, melainkan juga perlu adanya kualitas trade. Sering melakukan open trade tanpa melakukan analisis yang tepat tidak akan mengantarkan trader pada posisi profit yang tinggi, namun bisa sebaliknya. Terlalu sering open trade akan membuat beban biaya trading semakin membengkak bahkan bisa menggangu mental emosional trader itu sendiri.

Ilustrasi Trading

Pada dasarnya ketika trader membuka posisi trading maka modal sebagai jaminan yang kita miliki akan terekspos. Dari seluruh proses trading ini hanya ada dua kemungkinan bagi setiap posisi trading yaitu mendapatkan keuntungan dari akumulasi poin positif atau merugi karena akumulasi poin negatif.

Perhatikan ilustrasi dibawah ini!

Tuan Kong membuka lima posisi trading pada beberapa pair mayor setiap hari selama seminggu. Tuan Kong mengabaikan posisi yang berjalan tanpa Stop Loss sama sekali. Analoginya, modal awal Tuan Kong adalah 1.000 dollar di akun mini dengan Win Rate 60% dan Leverage maksimalnya 1:200.

Berdasarkan Win Rate, sekilas Tuan Kong seharusnya memperoleh keuntungan. Akan tetapi ketika ditelusuri, setelah 1 minggu trading yang dilakukan oleh Tuan Kong malah menghasilkan kerugian dengan rincian sebagai berikut.

Jumlah posisi ditutup : 25 posisi (Tuan Kong tidak trading pada hari Sabtu dan Minggu)

Posisi untung dengan jumlah :15 posisi hasil dari 60% jumlah posisi yang ditutup.

Jumlah posisi rugi : 10 posisi hasil dari 40% jumlah posisi yang ditutup.

Gross profit : 150 pip (Rata-rata keuntungan perposisi kisaran 10 pip).

Akibat Tuan Kong yang tidak pernah menggunakan Stop Loss, maka rata-rata kerugian Gross profit dengan perposisi 20 pip adalah 200 pip.

Perhitungan diatas menunjukkan setelah satu minggu melakukan daily trading maka Tuan Kong rugi 50 pip atau setara dengan 50 dollar dan belum diakumulasikan dengan beban biaya trading. Intinya, semakin besar pembukaan posisi maka semakain besar pula beban resiko tradingnya. Dari ilustrasi tersebut jelas jika sering trading tidak akan menjamin raihan profit konsisten bukan?

Tidak hanya sampai disitu saja, jika anda sering trading walaupun dengan Win Rate yang besar namun beberapa hal yang menciptakan kerugian berikut dapat anda alami juga.

  1. Munculnya Potensi Stres

Sudah sewajarnya jika seorang trader membuka posisi trading, ia akan ditempa kecemasan akibat keputusan yang telah diambil. Jika satu trading saja sudah membuat cemas, lantas apa yang terjadi dengan mereka yang sering membuka posisi trading? Tentu cemas yang dialami muncul beberapa kali lipat dari trader yang jarang tersebut. Cemas yang berlebihan bisa mengakibatkan munculnya potensi stres. Waktu anda juga akan habis terbuang karena sering mengecek chart untuk memastikan posisi anda aman. Alhasil, trader akan terjerumus dalam praktik Overtrading karena ingin terus membalas posisi rugi. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka bisa saja trader mengalami depresi.

  1. Menghambat Profit Konsisten

Jika tujuan anda adalah mendapatkan profit yang konsisten, sering trading bukanlah cara yang tepat. Profit konsisten justru akan muncul jika trader sabar demi keuntungan besar dari posisi trading strategis yang ada. Anda harus sabar menunggu sinyal konfirmasi dengan akurasi tinggi sebelum open posisi. Anda hanya perlu melakukan market order setelah harga berada pada level tertentu sesuai dengan sinyal konfirmasi tersebut.

Saat ini anda sudah tahu jika sering trading akan berakibat buruk, bukan hanya pada aset yang anda miliki namun juga diri trader sendiri. Namun jika anda adalah salah satu trader yang telah mempraktekkan kegiatan trading dengan intensitas yang rapat ini berikut beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mengatasi kebiasaan sering trading tersebut.

  • Ubah cara fikir anda, dari yang tadinya meyakini sering trading maka profit besar menjadi profit konsisten bukan berasal dari banyaknya open posisi.
  • Kurangi keinginan open posisi baru sebelum mencapai profit target atau terkena Stop Loss.
  • Gunakan analisis Money Management untuk mengatur setiap posisi.

Mengapa Ada Istilah Mata Uang Populer Dalam Trading Forex?

Mengapa Ada Istilah Mata Uang Populer Dalam Trading Forex? – Banyak orang yang akhir-akhir ini terjun ke dalam dunia forex. Bukan hanya sebagai trader, namun ada yang menjadi Investor, Pialang, Dealer, Exchanger dan banyak lagi. Mata uang yang menjadi pemeran utama dalam forex menjadi topik perbincangan yang tidak dapat dihindari setiap harinya.

Mata Uang Populer Dalam Trading Forex

Kendati sering diperbincangkan, tidak semua orang mengerti tentang mata uang yang ditransaksikan. Padahal ketidaktahuan tersebut bisa menjadi sumber resiko anda dalam bertrading. Bayangkan jika anda yang menjadikan mata uang sebagai alat trading utama malah tidak mengetahui mata uang itu sendiri. Resiko anda dalam bertrading tentu akan semakin besar. Agar anda lebih mengetahui tentang istilah mata uang yang muncul dalam forex, berikut akan kita bahasa satu per satu.

  • USD (Buck atau Greenback)

United States Dollar atau Dollar Amerika ini memiliki julukan Buck atau Greenback. Kata Dollar merujuk pada nama koin perak besar di Eropa. Sebagian besar warga Eropa menggunakannya untuk bertransaksi, bahkan Inggris sekalipun. Setelah Amerika yang mayoritas penduduknya adalah orang Inggris mendeklarasikan kemerdekaan, mereka kemudian menetapkan bahwa Dollar adalah mata uang resmi negara tersebut.

Istilah Buck dan Greenback sendiri muncul dari kata “Buck” yang berarti kulit Rusa. Hal ini karena jaman dahulu benua Amerika memiliki komoditas kulit Rusa dan sejenisnya yang tergolong memiliki harga tinggi dan sangat mewah. Saat ini orang Amerika juga menganggap mata uang sebagai barang berharga sehingga Dollar pun disebut sebagai “Buck”. Sedangkan Greenback merupakan mata uang kertas yang dicetak hijau pada salah satu sisinya yang diterbitkan oleh Amerika ketika terjadi Perang Saudara pada kisaran tahun 1861-1865. Greenback ini pada awal kemunculannya tidak didukung oleh jumlah emas dan perak yang dimiliki oleh pemerintah Amerika. Greenback dilandasi oleh kepercayaan dan kredibilitas dari pemerintah Amerika.

  • EUR (Fiber atau Fibre)

EUR atau Euro memiliki julukan dari bahasa slang yaitu Fiber atau Fibre. Mata uang ini dirilis pada tahun 1999 sebagai hasil dari kesepakatan bersama beberapa negara Uni Eropa. Nama Fiber atau Fibre berasal dari bahan pembuatnya yang 100% dari Cotton Fibre yang tidak mudah rusak dan tahan lama. Istilah Fibre memang tidak populer dikalangan Bank atau institusi besar lainnya. Namun nama ini cukup populer dikalangan Retail Trader.

  • AUD (Aussie)

Dollar Australia memiliki julukan Aussie. Julukan ini merujuk pada sebutan bagi orang-orang yang berasal dari benua Australia. Pemberian julukan ini bertujuan membedakan Australia Dollar dengan mata uang Dollar lainnya.

  • NZD (Kiwi)

Dollar New Zealand diberi julukan Kiwi karena burung ini banyak hidup disana. Burung Kiwi menjadi lambang negara hingga mata uangnya juga mendapat julukan serupa. Gambar burung Kiwi terdapat pada pecahan koin 1 dollar NZD.

  • CAD (Loonie)

Dollar Canada mendapat julukan Loonie yang merupakan nama salah satu jenis burung yang hidup di Kanada. Ikon Loonie dapat ditemukan dalam pecahan 1 dollar CAD. Loonie tidak memiliki pecahan 1 dollar dalam bentuk kertas dan pecahan yang terendah adalah 5 dollar.

  • CHF (Swissy)

Confoederation Helvetica Franc memiliki julukan Swissy yang populer dikalangan orang-orang Swiss. Swissy resmi diberlakukan sejak bulan Mei 1850. Perdagangan USD/CHF meliputi 5% dari volume transaksi forex global. Hal ini berati USD/CHF berada dalam peringkat ke lima mata uang populer setelah EUR/USD, USD/JPY, GBP/USD dan AUD/USD.

  • GBP (Sterling/Cable)

Julukan Sterling merupakan logam campuran dalam pembuatan uang koin Inggris yang lebih awet dan tahan lama bahkan jika dibandingkan dengan perak 100%. Sedangkan julukan Cable muncul karena seringnya transaksi dengan Dollar Amerika yang dilakukan oleh Cable Dealer yang saat itu menjabat sebagai broker. Cable sangat familiar baik dari kalangan Retail Trader maupun kalangan Hedge Fund. Walau sudah umum diperdagangkan namun banyak hal yang perlu dicermati tentang perdagangan mata uang ini.

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman